PACAR KU BINAL SEKALI


Karena kejadian semalam, sampai jam 7 pagi aku gak bisa tidur, akhirnya aku ke kampus buat ngumpulin tugas kemudian ke posko KKN, aku ijin gak bisa jaga posko karena sakit dan aku Cuma menitipkan data bahan program ke temen yang lagi jaga posko, kemudian aku pulang ke kos untuk tidur, aku tertidur sampai sekitar jam 3 sore, aku bangun saat pacarku membangunkanku dan membawakan makanan, kami kemudian makan bareng dan aku mencoba bersikap biasa dan diapun gak curiga, kemudian aku bilang ke dia kalo aku mau ke warung depan mau beli rokok, di warung ternyata ada beberapa orang yang ngobrol disitu, akupun basa-basi dan ternyata malah terbawa suasana ngobrol, tak terasa kami sudah ngobrol sekitar 1 jam. Karena capek ngobrol akhirnya aku mohon diri untuk pulang.
Sesampainya di kos, kulihat riska sedang tidur sambil pegang hape ditangannya dengan LED yang menyala menandakan ada BBM yang masuk, sepertinya dia ketiduran, akupun mengambil hapenya dan ternyata memang ada bbm dari rani, aku baca BBM itu mulai dari yang paling atas
“masih di tempat andi ris?” 
“masih ran, kenapa?”
“wahb gila, udah jam 1 nih masih disitu aja, lagi dimana andi nya?”
“ini lagi disamping aku ran?”
“wah, lagi ngapain dia?”
“lagi netek sama aku ni ran,hihi”
“wah gila kalian, netek terus dari pagi dia? Kan kalian perjanjiannya Cuma gitu hihihi”
“ihih, aku jebol kok ran tadi pagi, pas mandi dijebol sama dia”
“wah kok gitu? Batal dong taruhannya?”
“ya aku lagi mandi terus dia masuk, bilangnya Cuma gesekin aja, tapi akunya keenakan malah aku yang dorong hihihi”
“sekarang udah menggila ni ya hihihi”
“iya dong ran, ni aku bbman sambil nungging katanya dia pengen doggy  ”
“duh ni ank vulgar banget ya skrg”
“kok gak bales ris? Lagi keenakan ya? Hihii”
Itu BBM terakhir dari rani, baca BBM itu aku langsung horni dan beronani didalam toilet, ingin rasanya aku putusin aja hubungan ini, tapi tidak mungkin karna orang tuanya sudah sangat baik sama aku. Akupun akhirnya meng‘endchatt’ BBM tersebut agar riska gak curiga kalo aku baca BBM dia, paling juga pas bangun dia kira dia sendiri yang meng’endchatt’ BBM dia sama rani, soalnya pacarku memang agak teledor orangnya.
Setelah itu akupun menuju ke kasur, kemudian tidur sambil memunggunginya

Sebulan setelah kejadian itu, aku berusaha bersikap biasa saja karna akupun sibuk dengan kegiatanku, bahkan akhir-akhir ini andi malah seperti berusaha mendekatiku lewat rani, sudah 2kali aku main ke kos dia yang ternyata bangunannya masih bangunan lama, daerah kosnya juga masih sepi dan disamping rerimbunan rumpun bambu, aku tau seluk beluknya karena aku sempat kehalaman belakang. Kulihat sikap riska ke andi juga biasa saja dan tidak mencurigakan.
Setelah beberapa kegiatan hari itu selesai akupun pulang ke kosku dan ternyata riska sudah nunggu didepan sambil tersenyum, akupun membalas senyumnya kemudian kami masuk dan kami makan bersama, setelah itu aku kembali larut didepan laptopku mengerjakan tugas-tugasku, setelah itu akupun pergi tidur disamping riska,,
Aku terbangun oleh suara dering HP yang ternyata dari milik riska, dengan hati-hati riska mengambil Hpnya kemudian berjingkat menuju dapur (kosku lumayan besar, didalam kamar sudah termasuk dapur dan kamar mandi, sehingga harus merogoh kocek dalam untuk menyewanya), aku yang tadinya males-malesan bangun kemudian karna penasaran aku coba untuk mengintip dan menguping obrolannya (karna ini hasil dari nguping, maka disini akan diceritakan pendengaranku dari hasil suara riska saja, tidak ditampilkan suara lawan bicaranya, jadi mohon pembaca dapat membayangkan sendiri kata-kata dari lawan bicaranya riska)

“kenapa ndi malem-malem gini nelpon?”

“Pengin? Kan kemarin udah seharian dibelain aku bolos kuliah, aku lagi di kos cowokku ni”

“enak aja, punya dia besar juga tau, hehe, eh tadi si rudi kekampusku loh, diajak si rani”

“ya mau ketemu aku lah, iya dia bilang udah sering bayangin aku gitu gara-gara waktu dia main ke kosmu liat aku Cuma pake anduk, kamu juga sih” kulihat riska agak merajuk

“ya terus dia minta aku buat ngisep aja, kalo aku gamau dia bilang mau ngaduin ke cowokku, padahal dia juga gak kenal cowoku kan hihi”

“yaudah dia ajak aku masuk mobilnnya, ya terus gitu deh”

“didalem mobil dia langsung buka celana dia, terus aku Cuma disuruh emut punya dia”

“iya iya ini juga sambil mainin tetek aku kok, ya aku emut2 aja punya dia,tapi aku horni juga sih hihi”

“iyalah, sambil emut punya dia juga diem-diem aku elus punyaku dari luar, dia liat juga kayaknya”

“iya,punyaku itu namanya memek ndi sssttt, masa Cuma disuruh bayangin aja, sini dong jilatin beneran ndi ahhhhhhh” kulihat tangan dia masuk kedalam celana piyamanya

“kurang ndihhh, jariku itu kecil, pengen punyamu aja ahhhhhh”

“iya pengen kontol kamu ndiiihhh, ahhh aku nyampe”

“apah? Enggak ah, masa main bertiga sih”
 turnamen poker online

“yaudah deh dia Cuma nonton ya tapi, gak lebih loh”

“yaudah lusa di kosmu ya, jangan besok aku ada ujian, malemnya mau main sama cowoku dulu buat pemanasan lawan kamu hihi”


Hari berikutnya pada malam hari aku ML sama riska tapi hanya seperti biasanya saja tidak ada yang istimewa, karna riska sebenarnya type orang yang pendiam kalo lagi ML kemudian kami tertidur sampai pagi harinya riska membangunkanku untuk pamitan mau kekampus, entah dia sudah bangun dari jam berapa tapi kulihat dia memang sudah rapi dan cantik, dia memakai celana jeans beserta baju berkerah, bibirnya yang merah bikin aku gemas dan akhirnya aku kecup dia”ihhhh, belum gosok gigi, masih bau jigong” ejek dia, akhirnya dia pergi juga.

Aku tau riska sebenarnya bukan kekampus tapi ke kos andi (hasil nguping pembicaraannya lewat telepon), aku bergegas mandi dan ganti baju kemudian aku berangkat menuju ke lokasi KKNku, aku pinjem motor temanku di lokasi KKN dan aku tinggal mobilku disitu, aku lajukan motorku kearah kosan andi, saat tikungan terakhir sebelum kos andi, aku terkaget karena motorku di salip sambil di geber oleh sebuah motor sport yang knalpotnya sudah di modifikasi, tentu saja aku maki dia tapi dia berlalu kemudian aku lihat motor itu berhenti didepan kos andi akupun melewatinya sambil melotot tapi dia Cuma mengacuhkannya, aku gak brani teriak memaki karna takut malah memancing perhatian, akhirnya aku parkir motor di belakang kos dekat rerimbunan, akupun berjalan mengendap ke arah posisi yang aku pikir bagus untuk mengintai karna dulu saat kemari aku sudah mencari posisi tersebut dan memang ketemu posisi yang memungkinkan aku mengawasi ke dalam kamar, yaitu di lubang angin kamar itu,akupun langsung pasang posisi pengintaian.

“motor baru rud?” tanya andi pada cowo yang duduk di kursi di dalam kosnya, oh itu ternyata yang riska bilang namanya rudi waktu dia telpon si andi, rudi ini cowok yang juga aku lihat ada di dalam club malam bareng rani,riska, andi dll. 

“enggak kok, baru 2 hari, hehe, eh mana si riska?” jawab rudi, 

“itu lagi dikamar mandi” balas andi sambil kepalanya menengok kearah kamar mandinya,

“wah, abis kamu pakai ya?” selidik si rudi,

“enggak kok dia lagi kebelet katanya, gatau kebelet apan, kebelet ngentot sama aku mungkin hahaha” tawa rudi,

“eh lagi pada ngomongin aku nih ya? Hhuh dosa tau ngomongin orang” potong riska yang langsung duduk disamping andi

“dosaan mana ngomongin orang atau ngentot?” balas andi sambil mulai menciumnya dengan ganas,

“mmpph dosaan ML,tapi kan enak hihihi” jawaab riska setelah pagutannya terlepas

“main sosor aja kalian, kan ada aku disini” protes si rudi

“yaudah kamu nonton aja, gak usah kebanyakan omong, sana duduk dikursi sebelah itu, dan enjoy the show hehe” kata andi yang langsung mendaratkan ciuman di leher riska yang langsung membuat riska mendongak seperti memasrahkan lehernya.

Saat itu riska memakai sebuah gaun tidur tipis berwarna putih yang entah punya siapa karna aku gak pernah lihat dia memakainya, gaun itu sangat seksi karna memperlihatkan paha mulusnya dan terlihat bayangan celana dalam warna putih. Ciuman andi turun dan kini dia sudah memanjakan payudara riska dengan mulutnya, riska sedari tadi yang sedari tadi menunduk memperhatikan kelakuan andi di payudaranya sambil menahan desahan, terlihat dia mendongakan kepalanya kemudian menatap rudi dengan sayu, sadar dirinya sedang ditatap riska, rudi kemudian mengelus penisnya dari luar celananya yang malah ditingkahi dengan tawa oleh riska, sesaat kemudian andi menyudahi ritual memanjakan payudara riska, kemudian dia menyandarkan diri dipinggiran ranjang, riska yang tau langsung mengambil alih posisi andi yang kemudian langsung menciuminya dengan ganas mulai dari wajah hingga dada andi, kulihat andi mengerang keenakan saat puting susunya dimainin dengan mulut riska,



“oh riska sayang, rudi pengen lihat pantatmu tu, sini emut kontolku sambil tunggingin pantatnya kearah rudi ya sayang” pinta si andi

“wuu aku kan gak sayang kamu ndi” protes riska, tapi kemudian dia beringsut juga turun dari ranjang.

Kemudian kulihat Rska menunggingkan pantatnya yang masih tertutup rok dan celana dalam ke arah rudi, melihat itu rudi mengacungkan jempol ke arah andi kemudian dia menurunkan celananya untuk kemudian dielus elus kontol dia sendiri, hal berbeda terjadi pada andi yang celananya dibukain oleh riska yang kemudian langsung diciumi penis andi itu,

“coba deh lihat lagi ngapain si rudi itu” perintah andi yang diikuti dengan menolehnya wajah riska ke arah rudi, dan melihat rudi sedang mengelus penisnya.

Melihat itu riska tersenyum kemudian kembali melanjutkan memanjakan penis andi dengan mulutnya, kulihat tangan riska kebelakang mengelus pantatnya sendiri dan kemudian dia sedikit demi sedikit menarik bagian bawah gaun tidurnya kedepan sehingga sekarang tampak pemandangan dia sedang menungging dengan celana dalam warna putih tipis yang berenda disampingnya, sungguh sangat seksi sekali apalagi dia sedikit menggoyangkan pantatnya seperti mengundang rudi untuk menjamahnya, sungguh seksi dia melakukan itu saat ada penis dimulutnya dan telihat seperti mengundang orang lain untuk memasukkan penis ke vaginanya, aku sudah tidak tahan ingin rasanya ku merangsek kedalam dan langsung memasukan penisku ke vagina dia, tapi aku Cuma bisa memainkan penisku sendiri. Kulihat andi memberi kode kepada rudi, kemudian berdiri dan mendekati riska, Riska yang masih sibuk memanjakan penis andi dengan mulutnya tidak sadar apa yang andi lakukan saat mengundang Rudi, karena setelah memberi kode ke Rudi terlihat tangan kiri Andi meremas payudara Riska dan tangan kananya mengelus pipi Riska.

“kasian tu rudi Cuma liatin aja, aku suruh dia buat pegang pantatmu aja ya” kata andi

“hmmmmmmppp,gak ah, kan janjinya cuma nonton” jawab riska tanpa menoleh

“kamu gak kasian sama dia? Tega banget sih siksa anak orang sstt, udah ah aku jadi gak tega liatnya, kalo kamu gak mau mending jangan lanjutin aja deh” Protes Rudi sambil dahinya mengernyit karena seperti menahan ngilu di penisnya.

“Hmmmhhmmm, yaudah tapi cuma pegang aja ya” jawab Riska masih tetap memanjakan penis Andi, terdengan suara crep crep sepertinya dia sedang mengecap cairan percum Andi

Mendengar jawaban itu rudi langsung bangkit dan mendekati riska lalu menempelkan telapak tangannya ke pantat riska, riska yang kaget kemudian mendesah dan mendongakkan kepalanya, hal ini langsung disambut andi dengan mencium bibirnya, Kulihat tangan Riska menahan tangan Rudi saat tangan Rudi seperti menggeser ke arah paha bagian dalam Riska.

“Udah nikmatin aja ya, aku yakin kamu seneng kok, bantu aku senengin dia ya Rud” ujar Andi di sela-sela. Riska kemudian mengangguk dan memejamkan matanya.
Kulihat tangan Riska yang tadinya menahan tangan rudi dibagian belakang tubuhnya, kini malah terlihat kembali ke depan dan sepertinya memegang sesuatu, aku yakin dia sedang memainkan penis Andi.

“sayang, katanya rudi cuma mau pegang pantat, kok sekarang malah ngelus ngelus sih? uuuhhhh” protes riska saat Andi sedang menciumi telinganya,

“katanya tadi gak sayang? Kok selarang panggil aku sayang? Hehe, biarin aja ya si rudi, biar penasarannya hilang, kan dia lagi pengen nyenengin kamu juga. kamu ceritain aja yang dia lakuin dibelakang itu ya,”jawab andi, 
Memang dengan posisi itu andi tidak dapat melihat apa yang dilakukan rudi karena pandangannya terhalang tubuh riska.

“heeemm, sayang si rudi nakal ni, dia malah ngelus ngelus memekku ni sayang, duhh geli banget sayang memekku, rudi ahhhhhhmmm. Rudi ngapain buka CD aku? duh sayang, harusnya kamu yang bukain CD aku bukannya si Rudi” protes riska tapi dia gak menahan celana dalamnya sehingga sekarang celana dalamnya sudah terlepas dari tubuhnya,

“hehe,nanggung” jawab rudi sambil terkekeh, kulihat rudi menenggelamkan kepalanya ke bongkahan pantat riska,

“sayang, rudi makin nakal ni masa dia ciumin memek aku sih? Sssstt ahhhh, Sayang lidahnya masuk ke memekku ni, duhhhhh, ahh hmmmmmmm,” erang riska sambil melaporkan kelakuan si rudi,

Andi yang daritadi memainkan payudara riska sambil penisnya di kocok riska . Kemudian merespon laporan Riska itu.

“Kamu yang nakal, udah tau pantat kamu montok malah dipamerin ke Rudi, ouhhhh, aduh, jadi ada saingannya kan aku sekarang” Rudi menahan birahinya sambil berusaha mengontrol perasaannya.

“Kan kamu yang suruh sayang, uhhhhh. Sayang ni Rudi tambah kebangetan deh, masa dia jilatin anus aku sihhhhhh uhhhh, hentiin dia dong sayang aku gak kuat bangethhhh “ erang Riska sambil sekarang dia terlihat meremas payudara kanannya sendiri.

”sayang, ayo sini naik masukin kontol aku ke memek kamu, kamu minggir rud, biar riska sama aku dulu” ujar Andi yang sepertinya sudah sangat bernafsu mendengar perkataan pacarku itu.

Kulihat riska merangkak ke arah andi, mengangkangi vaginanya di depan penis andi, kemudian aku lihat dia menuntun penis andi masuk ke vaginanya sambil kudengar dia mendesah, kulihat tubuh riska naik turun menunggangi penis andi. Rudi yang sudah telanjang mendekati riska, kemudian dia mengelus rambut riska, tau apa yang rudi inginkan riska kemudian tersenyum terlihattangannya meraih penis Rudi yang sudah menegang maksimal kemudian menariknya ke mulutnya dan langsung melumat penis rudi, kulihat rudi merem melek merasakan permainan mulut riska,

“hos hos hos, kamu cuma mau main mulut rud? Tu masih ada satu lubang nganggur” tawar andi,

Riska terlihat kaget dan ingin berontak, tapi buru-buru andi menarik badan riska ke pelukannnya dan menguncinya, kulihat rudi langsung memposisikan penisnya didepan lubang anus riska dan meludahi lubang tersebut, kulihat dia mulai berusaha memasukkannya,

“aduhh sakit banget andi, rudi cukup dong” kudengar suara riska agak sesenggukan pertanda dia menangis, tapi rudi tetep melanjutkannya Rudi gak peduli dan tetap melanjutkannya,

Melihat sikap Rudi membuat aku teringat dengan kisah-kisah pembunuh berdarah dingin, dan kulihat Riska seperti sedang menghadapi tokoh yang ada dalam cerita tersebut. Dia berusaha memasukkan penisnya ke anus Riska tanpa mempedulikan Riska yang sesenggukan kesakitan. lalu aku lihat pantat Rudi sudah gak bergerak, sepertinya dia sudah berhasil menanamkan penisnya ke anus Riska dan dia sedang mendiamkannya didalam, mungkin untuk membiasakannya.

Kulihat rudi sudah mulai memompa penisnya di anus riska, kulihat badan riska melengkung dan dia masih membenamkan kepalanya di dada andi, setelah sekitar 10 menit pompaan andi kulihat badan riska sudah terlihat rileks bahkan sekarang aku lihat riska menoleh ke rudi sambil menggigit bibirnya, kudengar riska mengerang

“hunngggggggg, kok jadi enak gini sihh” erang Riska.

“ hmmm, makanya percaya aja sama apa yang diomongin Andi, pasti seneng deh kalo. Uhhh ndi sempit banget ni anusnya, sampe ngilu gini kontolku” Rudi berkata sambil menggerakan pinggulnya pelan.

“Iya makanya Ris percaya sama aku, kan jadi keenakan gitu. Anus dia sempit karna ada kontolku di memeknya Rud, kontolku kan gede hehe” ujar andi tenang, karena dia memang gak menggerakan badannya untuk memompa vagina Riska.

“enggak ungghhh, bukan itu, Riska belum pernah main belakang gitu auhhhh, gak nyangka bakal gini enaknya uh uh uh” Jawab riska sambil mengerang.Kemudian dia melumat bibir Andi dengan ganas.Kulihat Andi menjulurkan lidahnya dan langsung dihisap oleh Riska,
Kemudian Riska agak memundurkan kepalanya tetapi kemudian memajukannya kembali untuk menciumi wajah Andi, enggak,itu bukan ciuman tapi jilatan. Riska menjilati wajah Rudi mulai dari dahi, mata hidung dan bibir, terlihat Andi menjulurkan lidahnya dan terlihat lidah Riska terundang untuk kemudian menempelkan ujung lidahnya ke ujung lidah Andi, kemudian aku lihat lidah mereka saling membelit dan dilanjutkan dengan aksi saling melumat. Hal itu sungguh seksi sekali seperti adegan dalam film porno, tapi aku lihat itu lebih ini jauh lebih seksi dari film porno karena hal itu dilakukan Riska saat ada orang lain yang sedang memompa anusnya dari belakang dan ada penis yang masih tertanam di dalam vaginanya. Bagaimana mungkin dia melakukan tindakannya terhadap Andi dengan sangat tenang dan terlihat sangat menikmati tindakannya terhadap Andi tersebut, karena saat melakukannya Riska terlihat beberapa kali mendesis-desis.

Ini sangat seksi sekali karena dari video porno jepang yang pernah kutonton saat melakukan adegan DP biasanya sang cewe akan menjerit seperti orang kesakitan, tapi hal berbeda terlihat dari Riska, dia seperti tidak merasakan sakit tapi terlihat ekspresinya seperti sangat menikmati, ekspresi seperti itu sering aku lihat saat dia sedang aku pijat badannya yang kadangterasa capek setelah rutinitasnya, ekspresi yang menandakan dia merasa puas. Walaupun terkadang dia juga mengernyitkan dahinya atau menggigit bibirnya. Mungkin hal itu juga karena Rudi memompa anusnya dengan pelan dan hati-hati, mungkinkarena dia tidak ingin menyakiti Riska atau karena memang susah untuk memompanya mengingat masih sempitnya lubang anus Riska.

Tapi memang Riska ini orang pendiam saat melakukan kegiatan bersetubuh, bahkan saat pertama kali kuperawani dia juga dia tidak menjerit ataupun meronta kesakitan, dia hanya diam menggigit bibirnya dan mengernyitkan dahinya yang kemudian berkata lirih bahwa itu sakit. Sesaat kemudian aku melihat darah menetes di antara vaginannya yang menandakan dia memang masih perawan saat itu.

Kejadian itu berlanjut sampai andi dan rudi ejakulasi, beberapa kali aku lihat mereka berubah-rubah posisi saling bergantian, kadang rudi yang memompa vagina riska dan andi memompa anusnya, kadang juga sebaliknya. Saat mereka selesai ejakulasi, mereka istirahat sebentar dan kemudian melanjutkannya kembali aktivitas mereka. 

Karna waktu sudah mulai sore akupun mengakhiri acara mengintaiku, karna sudah banyak orang berlalu-lalang, takut ketahuan sedang mengintip malah jadi gawat. Akupun kembali ke posko KKN untuk mengambil mobilku kemudian pulang ke kos. Sekitar jam 7 malam aku lihat rani menulis PM di BBMnya “duuh yang abis makan sandwich ni, gak bagi-bagi ya riska ini”, dan aku lihat riska juga menulis PM di BBMnya “sirik aja rani ” . Jam 10 malam riska menelponku dia bilang baru sampe kos dan mau langsung tidur, soalnya kegiatan dia padat sekali hari itu.

Akupun langsung merebahkan diri di kasur sambil berpikir, kenapa riska bisa berubah begini, dia jadi binal sekali kalo sama andi, dia juga gak segan mengucapkan kata kotor padahal riska ini sangat sopan orangnya dan akan marah kalo aku ngucapin kata kotor, dia juga jadi cerewet di ranjang padahal selama ML sama aku gak pernah begitu, paling cuma mendesah dan itu juga dia tahan desahannya. Semuanya berubah saat dia mengenal andi dan kejadian di club malam saat itu, sampai sekarang akupun bimbang harus melakukan apa untuk menyelesaikan masalah ini.

Esok harinya aku jemput Riska di kampusnya, kebetulan hari ini jadwal kuliahku kosong karena dosen sedang ada tugas luar. Aku jemput dia untuk kemudian aku ajak dia makan sambil menceritakan tentang hal-hal konyol yang terjadi, setelah makan kami berdua sempatkan diri berjalan-jalan sebentar di sebuah mall di kawasan sekitar tempat kami makan, setelah lelah berjalan-jalan akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke kosku.

Setibanya di kosku, Riska langsung saja rebahan di kasurku sambil memainkan Hpnya. Melihat Riska yang tiduran dan aku teringat kejadian yang terjadi saat aku mengintip kemarin tentu saja aku langsung menjadi horni, langsung saja aku rebahkan diriku disampingnya.

“Sayang, kamu kok cantik sih hari ini?” rayuku sedikit menggombal,

“Makasih” jawab Riska sambil tersenyum yang sedetik kemudian diikuti dengan kecupan lembut darinya di bibirku, tapi setelah dia mengecup bibirku dia membalikkan tubuhnya dan memunggungiku sambil tetap matanya tidak terlepas dari gadgetnya.

“yaah, kok malah dipunggungin gitu sih?” protesku sambil sedikit pura-pura merajuk.

Riska kemudian menaruh Hpnya disamping bantal, kemudian dia kembali membalikkan badannya sehingga sekarang posisi kami saling berhadapan, kemudian sambil tersenyum dia menjewer telingaku.

“iih udah mau sarjana kok masih ngambekan sih, nanti kalo udah mulai bikin skripsi terus skripsinya dicoret sama pembimbing bakal ngambek juga? hahaha” ejek Riska sambil tertawa puas seperti melepas beban yang berat.

“Aduh, ini anak kecil berani ya jewer orang tua, aku hukum ni haha” balasku saat berhasil melepaskan jeweran tangannya yang langsung aku balas dengan cara menggelitiki dia.

“hahaha, ampun ampun orang tua” kata Riska yang masih terus tertawa sambil kakinya seperti menendang-nendang udara, ekspresi dia saat itu sungguh sangat menggemaskan.

“Udah diem dong ya, dasar anak kecil ini” kataku berpura-pura seperti seorang ayah yang memarahi anaknya, kemudian untuk mendiamkan tawa dia, langsung aku lumat bibir dia. Aku lumat terus bibir dia, aku emut bibir bagian bawahnya yang kemudian aku gigit pelan karena gemas.

Sambil menciumnya tanganku pun bergerak aktif membuka kancing bajunya, tapi dia sedikit menahan tanganku. Aku yang sudah sangat bernafsu tidak mempedulikan tangannya yang seakan menahanku, hingga akhirnya diapun menyerah dan membiarkan kancing bajunya kupreteli hingga semuanya terlepas, sambil aku ciumi leher dia tanganku pun sudah bergerilya mencari pengait BH dia, setelah kutemukan akupun melepas BH dia kemudian aku lanjutkan menciumi payudara sebelah kanannya sambil tangan kiriku menangkup payudara sebelah kirinya. Setelah puas menjilati payudara kanannya, akupun mulai menyerang payudara kirinya dengan mulut sambil tangan kiriku pelan-pelan turun untuk mengelus perutnya yang rata kemudian kembali turun untuk membantu tangan kananku melepas kaitan celananya.Aku terus memainkan payudaranya sambil memejamkan mataku dan membayangkan apa yang aku lihat kemarin di rumah andi. Riska terus mendesah sambil tangannya meremas-remas kepalaku dan mengarahkannya untuk turun ke selangkangannya karena celananya sudah berhasil aku lepaskan. Akupun menurutinya untuk menurunkan kepalaku ke selangkangannya, aku mulah menciumi pahanya, dari ciuman di paha kemudian berubah jadi jilaan, aku jilati pahanya kemudian dengan pasti aku mulai mengarahkan jilatanku ke paha dalamnya yang kemudian mengarah ke tujuan utamanya yaitu vaginanya, aku mulai jilati belahan vaginanya.

“hhhhhhssssttt ndiiiiihhh hhhhhmmmm” desah Riska lirih.

Walaupun sangat pelan dan diantara desahannya, tapi aku dapat mendengarnya dengan jelas kalau dia menyebut kata ‘ndi’, mendengar itu akupun sempat kaget dan menghentikan jilatanku.

Hatiku sangat sesak hampir saja air mataku menetes, bagaimana mungkin dia dengan teganya membayangkan orang lain saat dia sedang melakukan ritual cinta bersama pacarnya sendiri? Untuk menutupi kesedihanku akupun kembali menciumi vaginanya, tapi kali ini hanya mengecup-ngecupnya saja karena aku juga sedang berusaha menutupi kesedihanku agar tidak sampai terlihat ataupun terdengar.

Walaupun sedih tapi bayangan tentang kejadian semalam membuat nafsuku bangkit kembali, akupun mulai membuka celanaku dan celana dalamku, kulihat Riska memandangku tanpa ekspresi sambil kedua tangannya memeluk bantal. Penisku yang sudah sangat tegang kemudian aku gesek-gesekan di vaginanya.

“ssstt, geli sayang” kata Riska sambil menggigit bibir bawahnya dan menatapku, tapi tetap tanpa ekspresi.

“masukin aja sayang jangan dimainin terus” pinta dia sambil mulai menutup matanya.

Akupun langsung memasukan penisku ke vaginanya, tapi terasa sedikit berbeda, jika biasanya aku merasakan saat dimasukan penisku vaginanya terasa mencengkeram penisku tapi sekarang aku merasakan sepertinya itu tidak terjadi, walaupun aku tetap merasakan licinnya dinding vagina Riska pertanda dia juga terangsang.
Karena kejadian kemarin masih saja terngiang di otaku yang membuat gerakan pompaanku menjadi sangat tidak teratur dan liar. Kulihat Riska masih tetap memeluk bantalnya itu dan menekan-nekannya ke payudaranya, melihat itu akupun berinisiatif untuk membantu memanjakan payudaranya, maka segera aku tarik bantal tersebut, tapi Riska menahannya dengan kuat seperti tidak mau kehilangan kenikmatan dari apa yang dipeluk dan ditekan-tekannya, tapi karna memang gerakanku tidak teratur yangmalah mendekati liar dan beringas maka saat aku tarik kembali bantal itupun Riska tidak dapat menahannya.

Saat bantal itu terlepas, aku sempat kaget dan tertegun yang membuat pompaanku di vaginanya berhenti. Mataku menatap nanar pada sebuah titik, titik yang berada di bagian dalam belahan antara kedua payudaranya, aku yakin titik itu merupakan hasil bekas dari ciuman atau hisapan kuat. Tapi lagi-lagi aku mencoba menguasai keadaan, dengan pelan-pelan aku mulai kembali melanjutkan pompaanku.

“huh huh huh, sayang itu kok ada merah-merah di teteknya?” tanya yang sebisa mungkin terlihat tenang, konsentrasiku pada pertahanan penisku rupanya sedikit membantu untuk menyembunyikan keterkejutanku.

“ohhhh iniih yahh, aku abis digigit seemuthh saayang ohhh” Jawab Riska, dia yang tadi juga terkejut dan kelihatan khawatir, tapi begitu melihat ekspresiku yang tenang dia pun kembali tenang dan memejamkan matanya.

“hhhhhggg, dasar tetek kamu emang montok banget makanya semutpun iseng pake digigitin segala, kirain ada cowok lain yang gigit tetek kamu” kataku dengan berusaha tenang dan sedikit menyunggingkan senyum.

Riska yang tadi terpejam mendadak membuka matanya saat aku menyebut kata ‘cowok lain’, tapi melihat aku tersenyum dia menjadi tenang

“enggak sayang gak ada kok uhhmmmmm” jawabnya

Karena capek dengan posisi misionaris, aku minta dia untuk menungging, walaupun agak sedikit malas tapi akhirnya dia menurut juga, dia balikan tubuhnya kemudian menaikkan pantatnya dengan posisi kepala dia terbenam di bantal, melihat seksinya pantat dia akupun langsung memasukan penisku ke vaginanya kembali.
Dengan posisi doggy style dengan kepala dia tetap dibawah dan pantatnya dinaikkan, itu membuat vagina dia dan anus dia terekspose sempurna. Sambil menggenjotnya akupun memejamkan mata sambil membayangkan apa yang kulihat semalam, bosan juga cuma membayangkan sementara obyek yang aku bayangkan ada didepan mata, akupun mulai membuka mata dan mulai memperhatikan pantatnya yang seksi, aku lihat vagina dia yang merekah karena sedang ‘memakan’ penisku, kemudian aku alihkan perhatianku ke anusnya, telihat sebuah perbedaan di anusnya yaitu sekarang anusnya tidak terlihat sempit lagi seperti dulu, tapi sekarang lubang anusnya terlihat sedikit menganga, tapi tidak terlalu lebar. Pokoknya ada sesuatu yang beda dari bentuknya. Karena penasaran akupun membasahi jempol kiriku dengan ludahku, kemudian aku tempelkan jempol tersebut ke lubang anus tersebut dan mulai aku tekan sedikit demi sedikit.

“Jangan!!!” aku terkaget karena tiba-tiba Riska mendongak dan sedikit membentak kepadaku.

“Loh kenapa sayang?” tanyaku sambil mengernyitkan dahi

“Jangan pokoknya jangan disitu, aku gamau!! Jangan ngerusak moodku dong” bentak Riska lagi

Aku yang kaget karena dibentaknya, tanpa bicara lagi akupun melanjutkan pompaanku karena memang sudah berada dipuncak hampir mencapai ejakulasi.

“aahhh sayang aku keluar” kataku sambil mencabut penisku dari vaginanya dan menyemprotkan spermaku ke bokong dia.

Riska yang mengetahui aku sudah klimaks, kemudian dia langsung berbaring tengkurap di kasur, biasanya dia tidak begitu, dia masih semangat memanjakan penisku saat aku sudah klimaks, bahkan tak jarang karena kelihaian blowjob dia aku yang sudah ejakulasipun akan kembali horni dan tak jarang akhirnya berlanjut ke ronde berikutnya.

Akupun kemudian merebahkan diri di samping dia.

“Sayang maaf ya, tadi udah bikin kamu marah” kataku meminta maaf.

“iya gapapa sayang, jangan diulangi ya, aku gak suka main belakang soalnya kayaknya sakit” jawabnya sambil membalas senyumanku.

Aku hanya bisa tersenyum, senyum yang penuh arti mendengar jawabannya itu karena aku melihat sendiri apa yang sudah andi dan rudi lakukan kepadanya.

“Yaudah, sebagai permintaan maafku, aku ajak sayang berlibur deh hari minggu nanti” tawarku pada Riska.

“emang mau liburan kemana kita?” tanya Riska girang mendengar tawaranku.

“Kemana aja deh yang kamu mau, asal jangan ke supermarket atau mall, ribet bawain belanjaannya tar, bukan refreshing malah jadi kerja rodi haha” kataku yang diiringi tawa.

“oh jadi gitu ya anggap pacar sendiri sebagai beban haha” tawa Riska sambil memukulkan bantalnya ke kepalaku.

BUUKKKKKKK

Hari Sabtu ini hari yang sibuk, karena hari-hari menjelang berakhirnya masa KKN jadi aku dan rekan-rekan satu kelompok disibukan dengan banyak hal, beberapa program masih belum dijalankan dan bahkan program utama juga belum sepenuhnya selesai, jadi dari hari Jumat kemarin kami sudah sangat sibuk, kebetulan hari ini adalah hari dimana jadwal programku dijalankan.

Aku terakhir kontak dengan Riska semalam, dimana saat aku mau tidur aku hubungin dia cuma untuk menanyakan kabar dan mengucapkan selamat tidur. Riska memang aku larang hubungin aku duluan untuk hari Jumat dan Sabtu karena memang aku gak ingin programku terganggu.

Dengan kesibukanku ini membuatku teralih dari beban hidup yang aku panggul karena kejadian yang dialami pacarku itu, dengan harapan saat hari minggu aku sudah free dan bisa refreshing bersama pacarku tercinta tanpa beban tugas dan juga programku. Semalam sebelum tidur Riska bilang hari ini dia mau ke salon biar besok tampak lebih cantik saat liburan bersamaku, biar aku jadi fresh lagi setelah stress dengan KKN aku dan tambah seneng kalo pacarnya tampak lebih cantik katanya.

Hari sabtu sekitar jam 3 sore Riska BBM aku, dia tanya besok mau pergi jam berapa, tapi aku gak balas karena saat itu sedang melakukan sosialisasi ke warga tentang program kami, setelah itu aku kembali larut dalam kegiatanku kembali.

Malam minggu aku pulang ke kosku sekitar jam 10 malam, aku coba telpon Riska tapi gak diangkat, aku yakin dia sudah tidur. Aku akhirnya memutuskan untuk mandi, setelah itu aku tidur, sebelum tidur tidak lupa aku mengirim ucapan selamat tidur via BBM dan aku bilang besok sebelum jemput dia aku bakal telpon dulu.

Hari minggu pagi aku terbangun sekitar pukul 7 pagi, tidur kali ini sangat puas karena sudah tidak ada kekhawatiran tentang programku, tinggal program utama aja, ah tapi kupikir itu bisa dikerjain bareng temen-temen kelompok. Akupun dengan semangat langsung mandi, mandipun sambil nyanyi-nyanyi lagu yang biasa aku nyanyiin bareng Riska.

Setelah siap untuk pergi, akupun mencoba menelpon Riska tapi gak diangkat, ah kupikir dia masih tidur, aku putuskan buat nyamperin dia aja ke kosannya, aku bakal bangunin dia dan kalo gak bangun juga ya terpaksa aku siram pake air, Begitu pikirku.

Aku mulai memanaskan mesin mobilku, setelah kurasa cukup panas dan siap untuk diajak jalan seharian ni mobil, akhirnya akupun meluncur ke kosan Riska. Di jalan aku coba PING!!! Dia berkali kali tetapi cuma D saja, dasar ini anak kalo tidur udah kaya kebo aja.

Sesampainya di kos dia, aku buka gerbangnya dan berjalan menuju kamarnya, tapi di parkiran aku gak lihat motor dia dan kamar dia sepertinya sepi karena aku gak lihat sandal favorit dia dan lampu kamarnya juga padam. Aku coba menelpon Rani, kutanyakan keberadaan Riska, Rani dengan suara yang parau menjawab telponku dan dia bilang gak tau dimana Riska, Rani yang sepertinya baru bangun tidur terdengar seksi sekali suaranya, tapi pikiran itu segera aku tepis. Aku mulai berpikir kemana pacarku ini pergi, dari semua pertimbangan akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke tempat andi aja untuk sekedar mengechek.



Segera saja aku memacu mobilku ke lokasi KKNku untuk meminjam motor, temenku yang biasa aku pinjami motor protes karena setiap aku pinjem motornya gak pernah kuisi bensin, ya mana sempat aku berpikir mengisi bensin kalo saat pulang dari pengintaian saja pikiranku selalu kalut. Akhirnya aku kasih saja selembar merah uangku, aku bilang aja kalo misal aku gak sempat isi bensin ya uang itu buat gantiin bensinya sekalian upah ngantrinya.

Saat lewat depan kosan andi, aku melirik dan diparkiran terlihat motor Riska, tapi hanya motor dia aja yang ada, suasana kos sepertinya sepi, aku berpikir jangan-jangan mereka sedang keluar berlibur, tapi semua dugaanku itu salah.

Saat aku sudah berada di posisi pengintaian, aku melihat pacarku sedang duduk bersama seorang cowok, dimana saat itu pacarku mengenakan seperti kimono yang keliatannya sangat pendek karena saat duduk paha dia terekspose, kulihat cowo yang duduk bersamanya itu Rudi. Dia duduk bersama pacarku sambil mengobrol, Rudi terlihat memainkan rambut pacarku, baru kusadari rambut pacarku merupakan gaya baru, dimana mungkin dia kemarin ke salon dan memotong rambutnya sedikit lebih pendek dan mewarnai rambutnya, dimana sebelumnya rambutnya berwarna hitam berkilat sekarang menjadi warna kecoklatan. Terlihat pacarku saat itu habis mandi, karena masih ada tanda rambut habis basah dan sepertinya kering karena hair dryer.

Aku mencoba menelpon Riska saat itu, kulihat HP Riska berdering dan langsung disambar oleh rudi, kulihat Rudi memperhatikan nama yang tampil di layar HP Riska.

“Dari cowokmu ni” kata Rudi sambil menunjukkan layar HP ke arah Riska.

“Gak usah diangkat, taruh aja Rud” jawab Riska.

Akupun geram mendengar kata-kata riska, ternyata dia tau kalo aku mencoba menghubunginya berkali-kali tapi dia malah tidak peduli.

“Kali aja penting loh, ada rencana ya?” ucap Rudi.

“Ada sih, dia ngajak aku liburan gitu deh” Riska bicara sambil mengangkat kedua bahunya.

“Yaudah sana pulang aja, tar gampang aku bilang sama andi kalo kamu ada urusan mendadakk” tawar Rudi kepada Riska.

“Tapi kan kamu baru dateng rudiiii” jawab Riska gemas sambil mencubit kedua pipi Rudi.

“Ya gapapa kan ada ini yang nemenin aku” kata Rudi menyambar botol minuman keras, sambil kembali memainkan ujung rambut Riska.

“oh jadi lebih milih ditemenin botol ini daripada ditemenin aku?” riska bertanya mengejek rudi, sambil jarinya dia tempelkan ke ujung botol itu sambil pandangan matanya menatap botol itu, pinggiran lubang botol itu dia telusuri dengan ujung jarinya dan pandangannya berubah ke selangkangan Rudi sebentar, kemudian menatap mata Rudi.

Sejurus kemudian Riska merebut botol itu dari tangan Rudi, kemudian dia mendekatkan botol itu ke wajah Rudi. Matanya menatap tajam wajah Rudi. Kemudian kulihat Riska mencondongkan wajahnya ke botol itu.

“Masih yakin mau ditemenin botol ini? Kalo diginiin gimana?” kata Riska sambil menjulurkan lidahnya ke ujung botol itu, kulihat dia menjilati botol itu.

Rudi terkekeh melihat tingkah Riska, kemudian dia memajukan duduknya, dia menggapai pantat Riska yang masih dibalut oleh kimononya.

“Semalem dahsyat gak sama andi?” kata Rudi sambil mengelusi pantat Riska dari luar.

“Biasa aja sih, kaya biasanya, tapi biasanya kan emang enak kalo main sama dia, enak banget malah. Hhihi” kata Riska sambil menengguk minuman dari botol yang daritadi dia mainkan.

“main anal gak?” kata Rudi sambil dia mengelus paha Riska dan menggeser naik keatas tepian bawah kimono Riska.

“Enggak Rud, kan perjanjiannya boleh main anal kalo udah disetujuin kamuhhh” jawab riska sambil mendesah karena aku lihat Rudi mengelusi belahan vagina Riska.

Baru aku tahu kenapa Riska melarang aku memainkan abus dia, ternyata dia punya perjanjian harus ada kesepakatan dari Rudi, tapi aku ini kan pacarnya? Aaaaaahhhhhh, seruku dalam hati. Aku tidak habis pikir memikirkan apa yang ada dipikiran Riska kini.

“Gak enak nih ris kalo minum gak ada cemilannya, itu orang didepan jualan apa sih?” kata Rudi yang mulai membetulkan posisi duduknya hingga normal.

Rudi memang tipe orang yang kalem, mungkin hal ini yang membuat Riska jadi gemas sama dia dan ingin menunjukkan kalo Rudi bisa dia taklukkan, walaupun mungkin akhirnya malah Riska yang takluk sama Rudi, tentunya lewat andi.

“Oh itu jualan gorengan gitu deh kayaknya, mau beli?” jawab Riska.

“Yaudah beliin dong, kamu ada duit kan? Duitku abis dipinjem sama andi ni buat buat bayar hutang kalah taruhan bola itu” ujar Rudi kalem.

“Dasar emang itu anak, gali lubang tutup lubang gara-gara taruhan bola, liat aja banyak barang dia udah digadai” jawab Riska sambil geleng-geleng

“Iya emang tu dia, laptop satu-satunya mainan dia aja dia jual, gila memang” Rudi berkata sambil gemas karena kelakuan sahabatnya itu

“iya kan dia jadi gak punya mainan, makanya sekarang bisanya cuma mainin aku aja hihi. Yaudah aku pake baju dulu ya” Riska mencoba bangkit, tapi tangannya ditahan oleh Rudi.

“Ngapain? Udah pake gitu aja belinya” Rudi menatap wajah Riska.

“gak mau ah, risih diliatin orang nanti” protes Riska.

“Riska, kamu itu cantik, seksi, kasih lah dikit pemandangan buat bapaknya itu dulu jaman mudanya gak pernah liat yang seksi gini” rudi tersenyum 

“aduh, tapi kan..hmmmhh” ucapan Riska terhenti saat Rudi tiba-tiba menciumnya.

“Udah gapapa, cewek itu suka kalo ada orang kagum, kamu itu seksi Ris, kamu coba deh sekali ini rasain sensasinya tampil seksi diluar, kamu pasti jadi horni deh, udah coba aja” Rudi mencoba meyakinkan Riska.

“mm, yaudah deh aku coba” Riska terlihat sebenarnya ingin membantah, tapi kulihat akhirnya dia menyerah. Kulihat senyum berkembang di wajah Rudi.

“Yaudah aku ambil dompet dulu” Riska bergegas, tapi ditahan oleh Rudi.

“Tunggu, harus diginiin dulu” ujar Rudi menahan Riska, kemudian dia sedikit melonggarkan tali kimono Riska, kemudian menarik yang bagian atas sehingga bagian dada Riska semakin longgar.

“Tapi nanti tetek aku keliatan dong Rud?” Riska kembali mencoba protes.

“Gapapa, kasih lah rejeki dikit. Nikmatin aja sensasinya, aku kasih waktu kamu 15 menit disana, sebelum itu jangan balik kesini, kalo horni jangan lupa jadi nakal ya” Rudi memandang Riska yang menuju tasnya hendak mengambil dompet.

Mengetahui rencana itu, aku pun mengendap-endap melipir ke arah bagian samping kos Andi. Walaupun kos ini terletak dipojokan tetapi masih ada akses jalan penghubung antar kelurahan, tetapi bagian samping dan belakang banyak pohon yang rimbun, sehingga menguntungkan pengintip seperti aku.

Beberapa saat kemudian aku lihat Riska keluar dari kos tersebut, kulihat kumononya sangat seksi, karena memang bagian bawahnya pendek, apalagi tadi sudah ditarik bagian atasnya oleh Rudi, sehingga makin terangkatlah bagian bawahnya itu. Saat akan menyeberang aku lihat Riska tengak-tengok, saat dia menengok aku lihat bibir dia memerah tebal, sangat eksotis sekali. Seorang gadis cantik, tinggi, ranbut kecoklatan, bibir merah tebal dan mengenakan kimono yang seksi berada di pinggir jalan, serasa hidup di dunia fantasi porno. Tapi itu sangat nyata dan terjadi saat ini. Kulihat Riska telah berhasil menyeberangi jalan itu kemudian mendekat ke gerobak permanen milik penjual gorengan itu.

Terlihat Riska mencoba menutupi rasa malunya dengan memainkan ujung rambutnya,tapi sialnya hal itu malah membuat dia semakin terlihat seksi. Kulihat dia mencoba ngobrol dengan penjual gorengan dengan senyum malu-malu, seperti rata-rata gerobak yang mempunyai gagang untuk mendorong, posisi Riska sekarang berada disitu seolah dia sedang hendak mendorong gerobak itu, tapi dia gunakan itu sebagai mainan seperti kadang dia mencoba mengangkat tubuhnya dengan pegangan di gagang tersebut, karena posisi pegangan tersebut maka pastinya saat dia pegangan itu kimono bagian atasnya melebar dan pasti jadi santapan mata penjual gorengan itu.

Tak lama berselang datang lelaki tinggi besar dengan badan gelap, tangannya bertatoo datang sepertinya untuk membeli gorengan, dia sempat terlihat kaget saat menyadari keberadaan Riska disitu, itu dilihat dari gesture lelaki tersebut dimana punggungnya agak kebelakang sambil wajahnya lurus kedepan, melihat itu Riska justru memberikan senyum manis sambil sepertinya menyapa lelaki tersebut. Kulihat lelaki itu berjalan ke sebelah samping pacarku, kulihat mereka berbincang.

Perbincangan mereka terlihat sangat seru, waktu 15 menit yang diberikan Rudi sepertinya sudah selesai, tapi kulihat Riska masih mengobrol dengan lelaki tersebut, bahkan kadang Riska seperti tidak sengaja memajukan salah satu kakinya, tentu hal nini menyebabkan kimono bagian bawahnya tersingkap dan aku yakin lelaki itu menyadarinya karena kulihat dari jakunnya dia seperti menelan ludah. Setelah beberapa lama kulihat Riska mulai kembali ke dalam kos, akupun kembali ke posisi awal tadi aku mengintip.

“Betah banget diluar kamu Ris?” ejek Rudi.

“iya tadi diajak ngobrol dulu sama bapak-bapak serem, hiiiih” jawab riska sambil seolah bergidik ngeri.

“Gak takut apa sama yang serem-serem?” tanya Rudi kalem.

“justru karena dia aku jadi tertantang Rud, gimana kalo orang seserem dia bisa aku taklukin hihi” jawab Riska

“emang bisa naklukin dia kamu? Yang ada malah dimakan kamu” rudi sedikit mengejek.

“yee kamu gatau sih gimana dia tadi curi-curi liat tetek aku, tau dia lagi curi-curi pandang ya aku buka aja sekalian, eh dianya malang buang muka, kan pengecut hiihi” ujar Riska bangga.

“berart hebatan aku dong ya bisa liat tetek ini sepuasnya” ujar rudi sambil mencubit payudara Riska.

“aw, iya hebatan Rudi deh, tau gak Rud, pas dia curi pandang paha aku, aku tunjukin aja sekalan paha sama celana dalemku sekalian hiihihi” Riska cengengesan

“Tuh kan aku bilang juga apa, kamu pasti suka deh” Rudi bersemangat.

“iya Rud, tadi aku nyesel, kenapa gak sekalian aja aku gak pake celana dalem biar kaget tu orang serem, jantungan deh dia nantinya hiiihihii” Riska cengengesan.

“yaudah tunjukin aja Ris” kata Rudi sambil mencium Riska dan mendorongnya kearah pintu, tapi riska agak menahan.

“dari sini aja Ris, dari balik kaca, gelap ini kacanya kan?” Rudi membalikkan badan Riska menghadap kaca, sambil dia ciumin tengkuk Riska dari belakang.

“ahhhh Rud” desah Riska.

“Kamu godain dia dari sini, aku pengen liat dari belakang, goda dia sayang” ujar rudi sambil dia berjingkat mundur dan kemudian duduk.

Kulihat Riska menghadap kekaca sambil meremas payudaranya dan bergoyang-goyang seperti orang striptease, akupun bingung kapan riska mempelajari goyangan tersebut.

“Godain apa kaya gitu?suaranya mana? Panggil dia, rayu dia gitu” protes rudi.

“Hmmmm ah pak, tadi bapak pengen liat tetek Riska kan pak? Ini Riska kasih lihat pak” Riska berbicara dengan kaca didepannya, aku tahu maksud yang dia bicarakan adalah orang yang ada dibalik kaca tersebut, diseberang jalan.

“tempelin ke kaca putingnya, gesek-gesekin bayangin lagi di elus dia” perintah Rudi.

Kulihat Riska maju kedepan dan menempelkan putingnya dikaca, kemdian dia menekan-nekan payudaranya ke kaca.

“aahhh pak, Riska enak banget pak diginiin, remes terus pak tetek riska” kata riska.

Cklekk, tiba-tiba lampu dinyalakan, Riska kaget dan melirik ke arah Rudi sebagai tanda protes.

“Udah nikmatin aja, kan kacanya gelap lagian siapa sih yang iseng nengok kesini?” rudi tersenyum.

Aku penasaran akupun turun kemudian mengendap untuk mencari posisi view yang tepat, kulihat kaca itu memang gelap tapi karena lampunya yang terang maka masih tercetak bentuk sesuatu yang ada didekat kaca itu. Aku melihat Riska dengan kulitnya yang mulus berada dibalik kaca, walaupun tidak terlihat jelas, tapi bahkan akupun bisa melihat payudara yang terjepit dan putingnya yang sedang digesek-gesekan ke kaca. Aku melirik ke arah lelaki yang tadi ada di penjual gorengan, dia sudah naik ke motor tapi dia melirik ke arah jendela kos andi dan dia terlihat turun dari motornya dan menyeberangi jalan. Aku terus awasi lelaki tersebut, sepertinya dia ingin memastikan apa yang dia lihat, dia berhenti di depan gerbang. Aku memutuskan untuk kembali ke tempat awal.

“Rud, bapak itu masuk ke halaman ini, matiin lampunya” Pinta Riska tapi dia tidak menghentikan aktivitasnya di depan kaca.

“Ahhh, bapak mau lihat yang jelas ya tetek Riska? Sini aja pak essstttttt” Riska mendesah, aku tidak tau apakah bapak itu mendengarnya atau tidak.

Aku lihat Riska kembali memajukan badannya ke kaca, kalau tadi dia sempat mundur dan meremas payudara menggunakan tangan, sekarang dia kembali menempelkan payudaranya dikaca sambil tatapan matanya menatap pada satu titik. Aku terkejut saat melihat bayang bayang manusia dibalik pintu, aku lihat bayangan itu semakin membesar. Dan dugaanku benar ternyata bapak itu sudah berada didepan kaca.

“iihh bapaknya niat banget kesini? Riska nafsuin kan pak?” ujar riska sambil payudaranya semakin ditekan ke kaca.

“Bapak mau lihat memek Riska gak? Ini Riska kasih liat, tapi janji ya lihat aja” Riska mulai mengelus pantatnya, kemudian dia menurunkan celana dalamnya. Kulihat bapak itu menelan ludah.

Kulihat Riska tiba-tiba mundur dan mengambil kimono dan menaikan celana dalamnya dan kemudian memakainya lagi kimononya. Terdengar keributan di luar kos dan kudengar beberapa kali suara aduh aduh ampun. Beberapa saat kemudian pintu dibuka Rudi, masuklah andi sambil wajahnya kelihatan meredam emosi.

“Ngapain si bangsat itu depan kos ini?” tnya andi emosi

“Selow bro, emang kenapa dengan orang itu?” selidik Rudi.

“Anjing itu udah nipu aku, dia salah kasih por-poran liga, makanya sekarang aku habis-habisan gini, anjing babi!” maki andi.

“Selow bro selow, tadi dia cuma dikasih sedikit pertunjukkan kok sama si Riska”ucap Rudi

“Oh mana Riska? Ni aku bawain makanan buat kalian, yaudah aku jalan dulu ya, pinjem motormu lagi ya Rud” Ucap andi buru-buru.

“Lagi dikamar mandi tu kayaknya dia, gak nunggu dia?” Tanya Rudi kalem.

“Gak usah, sibuk aku” Jawab Andi sambil berjalan keluar.

BRAK!!! Suara pintu dibanting........................

Kejadian yang sangat mendebarkan dan menggairahkan itupun membuatku horni dan aku melakukan onani, kemudian aku berejakulasi dan aku terduduk lemas di tanah. Sungguh sangat seksi sekali tadi Riska meliukan badannya saat menggoda bapak tadi, aku yakin bapak tadi pasti akan beronani juga saat sudah sampai rumahnya.
Sekitar 15 menit aku terduduk, terdengar suara dari arah dalam seperti pintu dibuka, akupun mulai kembali ke posisi mengintai. Aku mulai berdiri dan naik keatas sebuah batu yang kujadikan pijakan untuk dapat mencapai pada lubang angin yang agak tinggi itu.
“Lama banget ngapain aja di dalem?” tanya Rudi.
“Ya nggak ngapa-ngapain sih cuma mainin air aja buat ademin ni kepala” jawab Riska enteng sambil menghempaskan pantatnya ke samping Rudi, kemudian dia menyalakan sebatang rokok.
Riska masih mengenakan kimononya yang tadi dia pakai, sepertinya dia sedang malas ganti baju.
“Tu Andi bawain makan buat kita. Bapak tadi tu musuh Andi ternyata, dia pernah ngasih por-poran bola yang salah jadi si Andi rugi banyak katanya haha” Ujar Rudi sambil menunjuk ke bungkusan yang ada di meja.
“Oh iya dia pernah cerita ke aku kalah taruhan gara-gara ditipu temennya waktu judi bola gitu, dia kalah 8 juta. Yaudah karna kasian aku kasihin aja kalungku buat dia jual, tapi cuma laku 4 juta, makanya dia bingung cari 4 juta lagi tu” Ujar Riska sambil mengambil dan membuka bungkusan itu.
‘Ya itulah kalo cowo bodoh ya gitu deh, aku gak laper, kamu makan duluan aja” Ujar rudi sambil mengambil sebuah lolipop dan membuka bungkusnya kemudian memasukannya ke mulut.
“Rudiiii, itu kan permen aku, sini balikin” Protes Riska melihat permennya dilahap oleh Rudi.
“Gak ah kan udah buat aku, tapi kalo mau ya udah ini rasain sendiri”Senyum rudi sambil dia mengoleskan lolipop itu bibirnya. Kemudian lolipop itu dia sembunyikan dibalik badannya.
Kulihat tangan Riska menarik kepala Rudi kemudian dia mencium bibirnya, ciuman mereka terjadi lumayan lama dan kemudian saling membelai tubuh masing-masing. Terlihat sangat sensual sekali dimana sambil berciuman tangan kanan Riska meremas kepala Rudi sementara tangan kirinya masih mengapit rokok. Dengan ciuman yang lama itu aku yakin rasa dari lolipop itupun pasti sudah hambar.
Tangan Rudi yang tadinya menyembunyikan lolipop itu kemudian dia keluarkan, lalu tangan yang masih memegang lolipop itu dia arahkan ke depan wajah mereka, aku tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan. Kemudian aku lihat lolipop itu sedang diarahkan turun dan kulihat kepala Riska seperti terhipnotis mengikuti lolipop itu.
Lolipop itu meluncur turun, kemudian aku lihat kulihat rudi mengoleskan lolipop itu di sekitar puting susunya sendiri. Kepala Riskapun langsung menghampiri dan sepertinya dia sedang memainkan puting Rudi dengan mulutnya. Kulihat Rudi mulai menurunkan lagi lolipop itu kebawah dan diusap-usap keperutnya dan diikuti dengan Riska yang mulai terlihat antara menciumi atau menjilati penisnya, karna tidak terlalu jelas dari posisiku. Kemudian Rudi menurunkan lolipop itu kembali dan masih diikuti oleh kepala Riska, dia terus menurunkan pelan-pelan lolipop itu hingga ke tepian kolor celananya, tapi saat sampai situ kulihat Rudi dengan cepat menarik lolipopnya dan kemudian kembali mulutnya melahap lolipop itu.
Tetapi yang membuatku kaget kepala Riska gak mengikuti lolipop itu melainkan tangannya masuk kedalam kolor itu kemudian menurunkan kolor itu sehingga tersembulah penis Rudi yang sudah menegang.
“hihi, udah berdiri gagah ternyata” Riska terkekeh sambil tangannya mengurut penis itu naik turun, kemudian dia majukan kepalanya untuk melumat penis itu.
Tapi kemudian kulihat Rudi menahan kepalanya dan menarik kepala riska keatas dan kemudian dia melumat mulut Riska. Sambil berciuman kulihat Rudi melepas tali kimono yang digunakan Riska, kemudian lolipop yang dipegangnya dia tempelkan di ujung puting Riska, kemudian dia gesek-gesekan lolipop tersebut sehingga membuat Riska kelonjotan.
Disela-sela ciuman dan mengerjai puting payudara Riska, kudengar dia menyuruh Riska untuk membuka lebar pahanya, Riska menurut saja membuka pahanya lebar bahkan kemudian dengan memiringkan tubuhnya dan menaikkan kakinya yang daritadi menjuntai dilantai dia naikkan ke kursi, sehingga sekarang sangat lebar kakinya membuka. Dengan posisi dia yang seperti itu aku dapat melihat bagian depan celana dalamnya yang tipis itu, tapi itu bukan hanya tipis melainkan lebih ke tembus pandang! Karena aku dapat dengan jelas melihat belahan vagina pacarku bahan dapat kulihat noda-noda lembabnya.
Tangan andi yang memegang lolipop yang tadinya sibuk mengerjai putingnya kemudian dia julurkan turun menuju vagina Riska, mereka terus melanjutkan lumatan bibir mereka. Lolipop itu sudah ada didepan vagina Riska yang kemudian langsung Rudi tempelkan ke Celana dalamnya, kemudian dia seperti menekan-nekan lolipop tersebut sehingga membuat Riska terlonjak-lonjak. Kemudian kulihat dia menyelipkan lolipop tersebut kebawah vagina Riska, sehingga sekarang Riska menduduki lolipop yang tepat dibawah vaginanya tetapi masih terhalang celana dalamnya. Akhirnya Rudi mengambil lolipop itu dan kemudian dia suapkan ke mulut Riska, riska pun menyambut lolipop itu dengan melahapnya kemudian dia tersenyum manis ke arah Rudi.
“Lepas aja CD kamu itu” perintah Rudi.
Riska pun berdiri dengan lolipop masih berada di mulutnya, dia kemudian menurunkan celana dalamnya. Entah untuk keberapa kalinya aku dibuat terkejut, karena sekarang kulihat vagina dia sangat bersih dan tanpa rambut. Aku tadi tidak melihatnya saat dia menggoda bapak-bapak tadi karena memang posisinya membelakangiku, saat dia lari terburu-buru karena melihat kedatangan Andi pun dia berlari sambil menutupi vaginanya.
Terlihat Riska menaruh lututnya di kursi dan dengan merangkak di sofa dia mulai mendekati Rudi, Rudi lalu menarik lolipop dari mulut risa.
“Sebagai pembalasan yang tadi, sekarang kamu tempelkan lolipop ini di bagian manapun di tubuh kamu, dan aku akan mengikutinya sambil menjilatinya” jawab andi menawarkan sendiri balas jasanya kepada Riska dan kemudian dia memberikan lolipop itu ke Riska.
Awalnya Riska kembali melahap lolipop itu yang diikuti dengan serangan Rudi terhadap mulutnya, mereka berpagutan sangat mesra sekali aku lihat walaupun aku lihat masih sedikit terganggu karena masih ada gagang lolipop. Kemudian Riska mengeluarkan lolipop itu dari mulutnya yang kemudian diikuti oleh pandangan dari ekor mata Rudi, Riska menempelkan lolipop itu di pipinya dan direspon Rudi dengan mencium dan menjilati puting Riska. Riska menggerakan kepalanya sehingga rambutnya bergerak beralih terkumpul satu sisi, lolipop itu pelan pelan dia arahkan ke telinga dia yang sudah terbebas dari rambutnya yang sudah terkumpul di bagian lain sisi kepalanya, Rudi sangat rakus melahap telinga Riska yang di sahuti dengan desahan dari Riska, lolipop itu bergerak ke arah leher Riska dan tentu saja Rudi tau apa yang harus dilakukannya, kemudian berlanjut ke payudara Riska dan disitu Riska menahan agak lama lolipop tersebut.
Setelah lama terparkir di payudaranya, Riska mengarahkan lolipop itu kepunggungnya yang tentu saja langsung dilahap oleh Rudi.punggung tersebut dilanjutkan dengan Riska mengarahkan turun lolipop itu seperti mengarahkan ke vaginanya, tapi baru sampai bawah pusar Riska langsung menarik lolipop itu kemulutnya, melihat itu Rudi dengan cepat memagut mulut Riska, Riska seperti kelabakan menerima serangan Rudi di mulutnya. Aku lihat Riska mulai menggerakan lolipop itu menyusuri tubuhnya. Riska kembali menempatkan lolipop itu dimana tadi dia tempatkan sebelum dia melahapnya, terlihat dia mulai menggerakan lolipop itu menyusuri tubuhnya, tapi aku lihat dia gak mengarahkan ke vaginanya melainka anusnya, dia oles-oleskan lolipop itu disekitar lubang anusnya yang diikuti oleh jilatan lidah Rudi.
“ouhhmmhh, Rudi curang, ah, tadi kan walaupun rudi maem lolipopnya tapi Riska tetep maem kontolnya Rudi kok uhhhhhh” Erang Riska saat memaikan lolipop yang sudah mulai agak mengecil itu di liang anusnya.
“elllll, back to the rule, babe” ucap Rudi sambil menjilati anus Riska dari arah atas.
Riska mulai menurunkan lolipop itu ke arah vaginanya, dia putari labia mayoranya dengan lolipop itu yang langsung dijilati Rudi dari arah samping. Riska menggesek-gesekan lolipop itu dibelahan vaginanya. Kulihat Rudi agak pegal karena dari tadi kepalanya tidak bisa tegak dia mulai berdiri seperti hendak meluruskan kepalanya.
“Rudi kenapa berhenti sih, kan bagian sini belum, bagian dalemnya dong sayanghhh” Protes Riska saat Rudi melepas jilatanya dan hendak berdiri, terlihat lolipop itu terbenam di dalam vagina pacarku itu.
Rudi menepis tangan Riska hingga pegangan dia di gagang lolipop itu terlepas, kemudian rudi menyambar gagangnya dan kulihat dia seperti memaju mundurkan gagangnya beberapa kali sebelum akhirnya dikeluarkan lolipop itu dari vagina pacarku. Kemudian Rudi mengambil posisi dibelakang Riska dan mulailah dia memasukkan penisnya kedalam vaginanya, terlihat lolipop itu terjatuh kelantai, Rudi membungkuk untuk mengambil lolipop itu, kulihat dia menyorongkan lolipop itu ke mulut pacarku.
“mmmmmmm, gak mau ah Rudii, kan jorok abis kena anus sama memek Riska” tolak Riska sambil mengatupkan kedua bibirnya dan menggeleng.
“uhhhhh, ah kemarin aja kamu mau kok hisap kontolku sama Andi, padahal sama aja itu bekas anus sama memek kamu” paksa Rudi sambil menahan kepala Riska dan memaksanya untuk membuka mulut.
Riska akhirnya menyerah, dia buka mulutnya dan membiarkan lolipop itu masuk ke mulutnya sambil dahi dia berkerut seperti orang menahan mual. Rudi masih dalam posisi yang sama yaitu tangan kanannya menahan kepala Riska dan tangan kirinya memegang lolipop, bedanya sekarang lolipop sudah berada di mulut Riska.
Rudi melepaskan penisnya dari vagina pacarku, kemudian dia duduk bersandar di sofa, Riska yang tadi terduduk melepaskan lolipop dari mulutnya dan meletakannya di meja, kemudian dia bangkit dan mulai naik ke badan rudi, dia pelan menurunkan badannya hingga menempelkan vaginanya di penis Rudi, pelan dia turunkan badannya hingga kepala penis Rudi terbenam di vaginanya, tapi tiba-tiba rudi menahannya.
“tunggu, aku gamau lanjutkan kalo kamu gak sambil emut lolipop” ujar Rudi sambil tangannya menahan pantat Riska
“ouhhh, Rudi tega banget sihhhh” Riska berkata sambil menoleh kebelakang melihat lolipop yang terletak di meja yang dibelakanginya. Kemudian badan dia melengkung kebelakang berusaha menggapai lolipop tersebut.
Saat badan Riska mulai melengkung untuk lebih mudah menggapai lolipop itu, tiba-tiba Rudi menghujamkan penisnya dalam-dalam hingga membuat Riska berteriak kaget, tapi saat Riska menegakan badannya dan berusaha untuk memeluk rudi, kulihat Rudi kembali menghentikan gerakannya. 
Sebal karena dia sadar sedang dipermainkan, akhirnya dengan cepat dia melengkungkan badannya ke belakang dan dengan cepat menyambar lolipop itu dan langsung melahapnya sambil pantatnya mengimbangi gerakan cepat pantat Rudi.
“udah puas?” kata riska sambil menyunggingkan senyum menggoda sambil tangan kirinya memainkan gagang lolipop itu, seperti sedang memutar lolipop itu di mulutnya.
“udah dong, bayangin aja itu kontol Andi hos hos” jawab Rudi sambil memompa cepat vagina Riska
“beda dong uhhmmm, kalo punya Andi kan gak manis kaya ini” jawab Riska yang berusaha mengimbangi pompaan Rudi
“Yaudah kasih yang asin-asin aja dikit tu permenmu” balas Rudi
“oouuhhh Rud, gimana emang caranya?” Tanya Riska yang sedang keenakan.
Rudi kemudian melepas penisnya dari vagina pacarku.
“kasih cairan ini aja mmm asin” kata Rudi sambil telunjuknya menyeruak ke vagina riska kemudian menghisap jarinya.
Riska melotot, tapi kulihat dia mengambil lolipop itu dari mulutnya kemudian megarahkan turun ke vaginanya, Pantat riska kemudian sedikit maju mundur yang direspon dengan senyum oleh Rudi. Kemudian Riska kembali melahap lolipop itu dan menurunkan badannya hingga penis Rudi kembali terbenam.
Baru beberapa pompaan kulihat Riska terlonjak dan berdiri sambil melenguh “UUUNNGGGHHH’ dan kulihat cairan memancur dari vaginanya dan membasahi paha dan penis Rudi, kudengar bunyi kletak yang aku yakin Riska sudah menghancurkan lolipop di dalam mulutnya dengan giginya. Tangan dia terlihat mencengkeram bahu Rudi.
Setelah orgasmenya mereda, Riska menurunkan kembali badannya, saat vaginanya sudah dekat dengan penis Rudi, Rudi langsung mendorongnya ke belakang hingga pinggul dia membentur pinggiran meja, terdengar suara mengaduh tapi Rudi tidak peduli dan dia menjambak rambut Riska kemudian mengarahkan wajahnya kedepan penisnya, Riska pun langsung melumat penis itu, penis yang basah karena cairan kewanitaannya, terdengar suara sruuup sruupp yang berasal dari hisapan dia, kulihat beberapa kali Riska juga menjilati dan menghisap paha Rudi yang basah karena cairan kewanitaannya, akhirnya Rudipun berejakulasi didalam mulut Riska yang langsung Riska hisap hingga rudi sedikit mengerang karena linu.
Setelah itu riska naik ke sofa dan bersandar di pundak Rudi
“Gimana tadi, seru kan?” tanya Rudi.
“iya Rud seru banget hehe” jawab riska sambil memeluk Rudi
“Tadi pengalaman pamerin tubuh ke orang lain gimana? Kamu suka? Jadi horni kan? Buktinya kamu jadi tambah nakal gini” Rudi bertanya seperti menginterogasi
“Iya aku jadi horni gara-gara liat tadi orang curi pandang ke aku, rasanya gimana gituu. Aku nakal kan karna diajarin kalian, mana ada dulu aku gini” jawab Riska sambil mempererat pelukannya ke Rudi seperti orang gemas kemudian dia membenamkan kepalanya ke dada rudi dan meringkuk.
“yaudah, kapan-kapan aku ajarin yang lebih nakal dan menantang ya, kamu mau kan?
Riska gak menjawab tapi kulihat dia menganggukkan kepalanya. Melihat riska yang sepertinya hendak tidur, Rudi kemudian mengelus kepalanya kemudian memeluknya.
Melihat mereka tertidur, akupun memutuskan untuk pulang saja.
Setelah sampai dirumah pikiranku jadi kacau, apa ini yang namanya berselingkuh? Di khianati? Aku pikir mereka awalnya berhubungan hanya karena hubungan badan saja, tapi melihat apa yang terjadi setelah mereka puas berhubungan badan aku rasa tidak mungkin tidak timbul perasaan dalam hubungan mereka, karena aku lihat begitu nyamannya Riska meringkuk dalam pelukan Rudi itu. Bagaimanapun aku harus memisahkan mereka, bagaimanapun caranya. Aku melihat bayanganku di cermin, hatiku jadi sakit sekali menyadari orang yang ada di cermin adalah pecundang yang tidak berdaya melihat semua pengkhianatan, emosiku pun sangat memuncak.

PRANG!!!!!!! Aduhhh!!!!!

“Sayang bangun sayang, aduh kenapa ini? Sayang gapapa kan?” Riska membangunkanku dengan wajah panik.
“Auw, iya udah bangun ni” jawabku setelah merasa nyeri di tangan kananku yang sekarang sedang diangkat Riska.
“Ayo sekarang ke rumah sakit, pokoknya ayo. Mana kunci mobilmu?” Riska dengan panik mencari kunci mobilku. Setelah ketemu yang dicarinya, dia mengambilnya kemudian menarik tubuhku.
Ya, aku semalam telah memukul kaca di lemari kamar kosku karena aku sangat emosi sekali memandang wajah pecundang yang tidak berdaya melihat pengkhianatan pacarnya sendiri, walaupun terasa perih tanganku semalam tapi rasa itu teralihkan atau mungkin rasa perihnya tidak sebanding dengan rasa sakit hatiku, yang akhirnya aku membenamkan kepalaku di bantal dan aku tertidur.
Aku sampai tidak tahu kalau semalam Riska berkali-kali menelepon aku dan mengirimkan BBM yang isinya meminta maaf gak bisa nepatin janjinya dengan alasan Rani minta tolong dia untuk menemani ke kampung Rani karena ada keperluan, dan di pesan tersebut juga dia bilang bahwa sekarang dia baru sampai kos dan pengen langsung tidur karena kelelahan nemenin Rani pulang kampung. Bagaimana mungkin aku percaya alibi dia? Kan aku juga sempet nelpon Rani saat aku lagi cari Riska, aku cuma tersenyum saja baca pesan dari dia. Aku baru sempat baca BBM dia saat di dalam mobil. 
Selama di jalan Riska fokus mengendarai mobilku, hingga kamipun tenggelam dengan aktivitas masing-masing. Riska mengendarai mobilku dengan ngebut, kulihat dengan lincahnya dia mengambil sela-sela yang ada diantara kendaraan lainnya hanya dengan bermodal klakson, lampu dim dan lampu sign dia berhasil berkelak-kelok menembus jalanan, hingga akhirnya kami sampai di rumah sakit terdekat.
Sesampainya di pintu UGD, mobilku langsung di cegat oleh beberapa perawat dan seorang dokter. Mereka membawa ranjang yang beroda dan sebuah kursi roda, tapi semua aku tolak dan aku memilih untuk berjalan sendiri saja. Riska terlihat terburu-buru mengarahkan mobilku ke parkiran dan dia terlihat masuk untukmengurus administrasi. Di dalam sebuah ruangan beberapa dokter dan perawat sibuk mengeluarkan serpihan kaca dari punggung tanganku dan setelah itu luka tersebut di jahit. Sial, sekarang baru terasa betapa sakitnya ini tangan, batinku.
Setelah segala urusan administrasi selesai, kamipun pulang. Di dalam mobil, Riska dengan cerewet sekali memarahiku kenapa bisa sampai berbuat sebodoh itu. Tapi aku gak peduliin ocehannya itu, kuambil Hpku kemudian aku pasang headset dan kumainkan musik di Hpku dengan suara full. Beberapa saat kemudian kami sampai di kosku.
“kamu kenapa sih bisa bego banget pake acara pukul kaca segala?itu kan bahayain nyawa kamu. Siapa sih yang bikin kamu jengkel sampai kamu bisa gitu, kamu gak berani sama dia? Harusnya kamu datengin dia dong pukul dia, jangan jadi pengecut cuma berani pukul kaca!” Oceh Riska dengan wajah merah padam di dekat pintu kosku, kulihat air mata mengalir di sela-sela matanya yang dari tadi basah.
“Gapapa sayang, cuma aku lagi sebel aja sama temen kampusku yang udah ngerjain aku. Ya berani aja sih pukul dia, tapi kan aku juga jaga perasaan dia sebagai temen sayang” Jawabku tenang sambil sedikit tersenyum, agak mebingungkan juga sih ini aku tersenyum atau meringis karena rasa sakit ditanganku.
“Kemudian Riska mendekatiku yang sedang duduk diranjang, dia sedikit membungkukkan badannya dan kedua tangannya memegang pipiku.
“Yaudah, jangan diulangi lagi ya, aku gamau kamu sakit sayang” ujar Riska iba, kemudian sebuah ciuman mendarat di dahiku.
“Sayang, minggu depan kamu libur gak? Liburan yuk kita keluar kota gitu deh” tanyaku
“iya aku libur sayang, kan libur semester udah mulai minggu depan, ayok deh kita berlibur, eh emang KKN kamu udah selesai?” Riska terlihat sangat senang.
“Udah ah kamu belum saatnya ngomongin KKN, kampusmu kan gak ada KKN” Ejekku sambil menjulurkan lidahku.
“Eh ini anak malah pamer lidah ya, kalu aku sedot lidahnya baru tau rasa deh kamu sayang” balas Riska sambil diiringi tawa.
Liburan, ya itu yang aku pikirkan semalam sebagai usahaku menjauhkan Riska dari Andi dan Rudi, saat liburan nanti aku berniat melamarnya, aku pikir saat sudah ada cincin yang melingkar di jari manisnya tentu Riska akan menjaga ikatan suci ini.
Seminggu ini aku lewati dengan biasa saja, aku gak melakukan aktivitas mengintaiku seperti sebelum-sebelumnya, aku seperti sudah tidak peduli dengan itu semua. Tapi aku tetap memantau aktivitas Riska melalui telepon, dan tidak ada yang mencurigakan sama sekali aktivitas dari dia dan diapun malah makin sering datang ke kosku.
Hari ini adalah hari dimana aku dan Riska akan berlibur, kami akan menghabiskan waktu 2minggu untuk bersama agar lebih dekat satu sama lain. Kami akan berlibur di sebuah resort pantai yang ada di provinsi sebelah kami tinggal saat ini. Saat ini aku sedang menuju ke kos Riska.
Kulihat Riska sudah menunggu depan kosnya, kulihat dia mengenakan kaos ketat yang memetakan tekstur tubuh bagian atasnya, dan bawahanya dia mengenakan sebuah hotpants, disampingnya terlihat sebuah koper dan di punggungnya ada sebuah ransel.
“Maaf bu, ini ibu Riska yang mau minggat itu ya?” Ucapku ketika turun dari mobilku dan membungkuk bersikap seolah seorang supir yang bersiap mengantar majikannya.
“Aku ini bukan mau minggat, tapi mau di culik sama pak supir yang ganteng ini, aku rela kok pak. Hahaha” jawabnya sambil tertawa dan merentangkan kedua tangannya seperti memasrahkan tubuhnya untuk kuculik.
“Lagian kamu ini, mau liburan aja pakaian satu lemari dibawa semua, mana bawa koper sama ransel lagi, huh” ucapku sambil menggerutu.
“Ih sayang, aku kan gatau rencanamu kaya apa, jadi aku bawa aja koper sama ransel, ini tu tandanya aku siap mau kamu ajak liburan ala koper atau ransel” Riska beralibi sambil memanyunkan bibirnya, sungguh sangat menggemaskan melihat kelakuannya ini.
“Oh yaudah aku bawa masuk kamar aja kopernya, kita tidurnya di pom bensin kok nantinya” Kataku saat mengangkat kopernya dan pura-pura berjalan masuk ke halamn kosnya.
“Wuuu dasar pelit, yaudah masukin ke mobil aja kopernya, biarin deh nanti kalo kamu mau nginep di pom bensin gapapa, biar Riska nanti sewa hotel sendiri” Jawab Riska pura-pura kesal, aku jadi semakin gemas saja sama dia.
Akhirnya kamipun berangkat ke tujuan, waktu tempuh ke tempat tujuan sekitar 3 jam dari kota kami, di dalam mobilpun kami ngobro-ngobrol, mendengarkan musik sambil bernyanyi bersama. Hingga gak terasa kami sudah masuk ke lokasi wisata tersebut. Aku langsung menuju ke sebuah hotel yang dulunya sudah aku reservasi.
Saat check in di resepsionis, aku terkejut karena bertemu dengan teman sekolahku, aku sangat dekat dengan dia karena kami satu ekskul dan sering nongkrong bareng juga. Ajun, teman sekolahku yang sekarang sudah berbeda penampilannya, penampilannya sangat maskulin dan kulihat sekarang dia berkumis, aku sampai senyum sendiri bagaimana dia dulunya sangat anti dengan rambut yang tumbuh di atas bibirnya itu karena dia bilang akan terlihat lebih tua kalo tumbuh kumis.
Ajun ini sekarang sudah bekerja, karena dulu saat lulus SMA dia diterima di kampus kedinasan milik pemerintah. Dia bilang sedang ada kerjaan di daerah sini. Dia bilang akan disini selama 40 hari dan sudah 2 minggu disini, wah kebetulan dia bisa jadi temen kalo lagi bosan. Setelah aku mengenalkan dia dengan Riska kemudian aku dan Riska berjalan menuju kamar kami.
Malam harinya aku ajak Riska jalan-jalan disekitar hotel yang kami tempati, aku menjelaskan beberapa hal ke dia, kulihat dia menatapku dengan heran saat aku menjelaskannya, hal itu wajar saja karena aku memang belum pernah kesini tapi aku jelasin ke dia seolah-olah hafal betul tempat ini, padahal kan aku tau itu semua juga dari internet. Sebagai mahasiswa yang katanya merupakan kaum berpendidikan, tentu saja teknologi itu harus dimanfaatkan, ya salah satunya menggunakan teknologi untuk mencontek pas ujian.
Kami menghabiskan malam itu dengan jalan, makan, dan meminum beberapa bir kaleng, aku lihat juga Riska mampir ke sebuah toko dan kemudian membeli dua bungkus rokok, kemudian dia menyerahkan kepadaku sebungkus rokok dan satu bungkusnya dia masukkan ke dalam tas. Aku kaget juga sebenarnya melihat dia jadi doyan minum bir dan sekarang dia berani membeli rokok di depanku. Tapi itu semua aku cuekin saja. Setelah agak jauh berjalan, akhirnya kami berhenti di sebuah taman bermain umum untuk sekedar istirahat, aku berjalan menuju ke mainan prosotan dan Riska berjalan mengikutiku, aku naik ke tangga prosotan dan Riska menghempakan pantatnya ke ayunan yang letaknya disamping prosotan tersebut.
“aku kalo lagi stress sama tugas kuliah emang suka ngerokok dikamar, maaf ya sayang aku baru ngasih tau” Ucapnya sambil menyalakan rokoknya kemudian dia hisap dalam-dalam. Dari cara menghisapnya aku yakin itu merupakan kebiasaan orang yang sudah terbiasa merokok.
“Oh jadi sekarang stress juga ni jalan sama akunya?’ ucapku menggodanya
“enggak sayang, aku pengen ngerasain aja sensasinya ngerokok kalo lagi bahagia, ternyata emang rokok itu teman segala suasana ya hihii” ucap riska sambil kulihat dia terkekeh.
“sayang sini deh, aku mau ngomong sesuatu yang penting” Ucapku sambil memasang muka serius tanpa beranjak dari tempat dudukku.
“Ih mau ngomong apa sih?” kata Riska sambil bangkit dan mendekatiku.
Karena memang perosotan ini untuk anak-anak jadi tidak terlalu tinggi, sambil membungkuk aku meraih tangan kiri Riska, kemudian aku elus punggung tangannya, aku mengambil sebuah benang di saku jaketku, kemudian ujung benang itu aku ikatkan di jari manis Riska. Riska tampak heran melihat kelakuanku mengikat jari manisnya. Kemudian benang itu aku tarik dan kulihat tangan Riska juga tertarik ke atas. Kemudian aku mengambil sebuah cincin yang aku sembunyikan di saku jaket, aku perlihatkan cincin itu ke dia.
“Sayang, aku boleh jadi teman segala suasanamu gak? Kalo mau, pas aku lepasin benang ini dari tanganku, kamu harus tetap menahannya di posisi ini, tapi kalo kamu belum mau, kamu boleh turunin tangan kamu” Pintaku dengan muka serius. Riska tampak kaget dan mulutnya terbuka, tapi tangan kanannya dia angkat untuk menutupi mulutnya. 
Aku lihat mata Riska berkaca-kaca, melihat itu nyaliku jadi ciut untuk melepaskan benang itu, jangan-jangan di hatinya sudah ada yang lain, entah Andi atau Rudi. Tapi sebagai sebagai seorang lelaki aku harus tetap melanjutkannya, apapun resikonya akan aku terima.
Setelah beberapa detik berpikir, akupun membulatkan hatiku untuk melepaskan benang tersebut, aku lepas dengan spontan. Saat itu waktu terasa begitu lambat, seperti di slowmotion saat benang itu terlepas akupun melihat tangan Riska bergerak perlahan untuk turun, menyadari itu saat melihat gerakan turunnya tangan Riska akupun merasa hatiku begitu sesak.
Tapi saat tangan itu belum sempat turun sempurna, aku lihat Riska mengangkat tangannya dengan cepat dan berusaha memposisikannya seperti saat tertarik benang tadi. Melihat itu hatikupun terasa sangat senang kemudian dengan cepat aku tarik lagi benang itu hingga menjadi kembali tegang, kemudian aku masukan ujung benang yang aku aku pegang ke dalam lubang cincin dan kemudian aku melihat cincin itu meluncur menyusuri benang tersebut dan akhirnya cincin itu berhenti pas di jari manisnya.
Aku lihat Riska meneteskan air matanya dan dia mengembangkan senyum yang lebar. Akupun beranjak turun dari tempatku berdiri yang langsung disambut dengan pelukan erat oleh Riska.
“Makasih sayang buat kejutannya, aku seneng banget deh” ucapnya sambil membenamkan kepalanya didadaku.
“Iya sayang aku juga seneng banget, lega banget deh. Paling gak tu cincin jadi DP dulu, nanti bakal aku ganti jadi cincin kawin” Aku mengelus rambutnya, kemudian mengecup kepala dia.
“Wuu masa DP sih? Emangnya aku lagi kamu kredit ya? Eh tadi kamu bilang apa? Temen segala suasana ya? Emang kamu mau jadi rokok ya sayang?” ucap Riska sambil mendongakan kepalanya dan menatap mataku.
“hmm gimana ya, gpp deh jadi rokok, kaan udah sering di hisapin sama kamu juga” Ucapku kembali memasang mimik wajah serius.
“wuuuu dasar mesum ya, awas aja nanti aku isep sampe ngilu-ngilu” Riska memukul dadaku, kemudian kami tertawa bersama.
Malam itu kami bersetubuh dengan sangat liar, Riska juga terlihat semakin liar dan mulai keluar sifat manjanya yang dulu.
Hari ketiga aku terbangun agak siang, saat itu aku bangun karena aku merasakan ingin kencing. Saat aku akan ke kamar mandi, kulihat pintu kamar mandi tertutup, ingin aku ketuk pintunya tapi aku tahan karena aku dengar sama-samar suara Riska sedang berbicara, aku berpikir mungkin dia lagi mandi sambil nyanyi. Tapi dari suaranya terdengar seperti orang ngobrol bukan orang nyanyi, beberapa saat kemudian aku dengar suara ckrik ckrik ckrik, suara seperto dia sedang memotret. Ah dasar cewek hobinya selfi, dikamar mandipun masih sempet-sempetnya selfie. Akhirnya aku ketuk juga pintunya dan bilang kalo aku kebelet.
“Wuuu gak sabaran banget sih sayangku ini” Ucap Riska saat keluar dari kamar mandi sambil memanyunkan bibirnya dan mencubit hidungku.
Wangi semerbak tercium saat dia keluar dari kamar mandi, akupun berkesimpulan dia habis mandi. Aku perhatikan dia yang sedang berjalan memunggungiku, dia saat itu menggunakan kimono yang waktu itu aku lihat saat sedang mengintip di kos Andi, kimono yang dia gunakan untuk menggoda bapak-bapak preman kroco musuh si Andi itu. Kulihat celana dalam merah terbayang dibalik kimono tersebut, sangat seksi memang. Kulihat rambutnya yang tergerai. Ya ampun aku baru menyadari, rambut itu sudah kering, gak seperti rambut orang yang baru saja mandi dan gak sempat mengeringkan rambutnya karena pintunya sudah aku ketuk. Berarti Riska sudah selesai mandi dari tadi, tapi kenapa baru keluar sekarang. Ah gak mikir, yang penting aku harus menuntaskan hasrat buang air ini.
Kami habiskan hari itu dengan berbagai kegiatan yang menyenangkan tapi juga melelahkan, pokonya kegiatan alam yang benar-benar menguras keringat kami. Bangga juga rasanya melihat Riska menjadi pusat perhatian orang, dimana banyak orang yang curi-curi pandang untuk melirik ke Riska. Saat itu Riska mengenakan baju santai kaos ketat dan juga hotpants. Warna kaosnya yang berwarna kuning dipadu dengan kulitnya yang mulus sungguh sangat menarik sekali. Riska yang sadar dirinya jadi perhatian tampak mukanya memerah dan agak salah tingkah dia.
Sore harinya kami pulang ke hotel, karena hari ini sangat lelah dan berkeringat, Riska pun berlari mendahuluiku masuk ke kamar mandi untuk mandi. Aku cuma tersenyum melihat tingkahnya.
Saat masuk ke kamar aku lihat HP Riska tergeletak, akupun mengambilnya dan memainkannya, aku iseng-iseng membuka BBMnya dan aku lihat sepertinya dia sedang berBBM ria dengan Andi, aku baca isi BBMnya biasa saja aku arahkan aja kursornya keatas, agak penasaran juga waktu aku lihat beberapa tulisan “picture has been send” dan aku lihatada tulisan “file video has been send”. Aku yang penasaran mulai membuka galery dia, saat aku membuka folder foto disitu tidak ada foto yang mencurigakan, akhirnya aku tutup folder itu dan aku buka folder video, aku mainkan video teratas, ternyata itu video dia yang tadi di pantai yang menampilkan indahnya pantai, aku pun meng close video itu dan beralih ke video kedua, aku mainkan video itu dan terdengar bunyi kresek-kresek dan kemudian video itu menampilkan gambar lantai kamar mandi, degg. Aku pun terkaget, kemudian kameranya seperti diputar untuk menampilkan sudut dari kamar mandi itu. Kemudian sepertinya kamera itu diputar kembali dan sekarang terlihat wajah Riska pacarku sedang tersenyum sambil tangannya dihadapkan ke kamera sambil menunujkkan 2 jarinya seperti sedang memperlihatkan simbol peace. Kemudian kamera itu bergerak tidak karuan, beberapa saat kemudian dia terlihat sudah mengenakan headset, lalu dia mulai berujar.
“Haii Andi sayang. Aku abis mandi loh, wangi deh deh ini” terlihat Riska berkata begitu sambil menghirup aroma tangannya.
“Kamu pasti kangen kan sama aku? Hihi, udah lama ya gak liat tetek ini? Kan kamu suka banget sama tetek aku. Coba deh kamu kesini nanti aku kasih nenen deh” Riska telihat menunjukkan payudaranya, suara Riska itu pelan seperti tertahan, ditambah lagi suara gemericik air yang menyamarkan suaranya jika terdengar dari jauh.
“Ah tapi kamu kan sukanya malah remes-remes kaya gini, sukanya juga mainin putingku kayak gini kan ouhhh” Riska berbicara sambil mendemonstrasikan apa yang dia ucapkan itu.
“Pasti kamu sekarang ngaceng ya liat video ini? Pasti udah tegang banget deh ndi yahhhh” Riska terlihat memainkan payudaranya sendiri.
“Ndii, Riska pengen banget ni ndiii, biasanya kan andi suka ciumin memek Riska, geli banget tau sayang rasanya, apalagi kalo lidah kamu jilat-jilatin itil Riska, uhhhh gelli banget ndi tau gak sihhhh” Kulihat Riska memejamkan matanya, sambil mendesah-desah. Kulihat tangan Riska sudah dibawah tapi aku gatau apa yang sedang dia lakuin, karena arah kamera masih mengarah ke wajahnya yang terlihat sangat keenakan.
“Eh lupa Andi belum liat memek Riska kan? Duh kasian, ini deh Riska kasih lihat ya memek Riska lagi diapain” Kulihat arah kamera sekarang mengclose-up vagina Riska.
“Nih ndi memek Riska udah basah banget, dari semalem bayangin kamu sih uhhh. Riska mainin jarinya di memek sambil bayang itu kontolnya Andi yah ouhhh” Jari telunjuk terlihat menyusup kedalam vagina Riska.
“kurang andi sayaaangghh, kurang enak. Riska tambahin satu lagi ya sayang uhhh hmmm” kulihat jari tengah Riska menyelusup juga ke dalam vaginanya.
“ouhh enak ndi, ahhh Riska tambahin aja deh jarinya biar rasanya sama kaya kalo lagi disodok kontolnya andihhhh ouhhhmmm” kulihat jari manis Riska juga menyusup menyusul kedua jari sebelumnya. 
Aku agak sedikit lega karena melihat di jari manisnya yang menyelusup ke dalam vaginanya tidak melingkar cincin pemberian dariku. Paling tidak dia masih menghormati hubungan kami.
Kulihat dilayar arah kamera tidak lagi fokus vaginanya tapi malah ke arah kakinya, kudengar suara Riska mendesah-desah. Ah dia pasti sedang keenakan hingga tidak bisa fokus memegang HPnya. Setelah itu dia desahannya berkurang.
“Maaf ya ndi tadi gak fokus, abis enak banget sih bayanginnya. Duuuh bayangin aja enak apalagi beneran ya hihi, uh jadi pengi deh sayang” kulihat Riska agak sayu, tapi sempat juga dia terkekeh.Kulihat Riska seperti bangkit dari duduknya di kloset tadi, kemudian dia seperti berjalan, kemudian dia membalikkan badanya. Ternyata dia sudah berada di depan cermin dan kini sedang memunggunginya.
“Mau ini gak?” Ujar riska sambil mengelusi pantatnya, itu terlihat dari pantulan cahaya cermin. Dan kulihat tangannya menyusuri pantatnya dan kemudian kulihat telunjuknya sudah berada di lubang anusnya.
“Tapi Andi gak boleh make dulu ya, harushh ijin sama rudiihh duluhh ohh” kulihat telunjuknya pelan-pelan masuk ke anusnya. Dan dia mulai gerakan telunjuknya keluar masuk lubang anusnya.
“Uhhh uhhh nggghhh, Enak banget sayang, udah lama gak dimasukin soalnyahhhh” Pantat Riska terlihat ikut bergoyang.
“Udah ah capek, cukup ya sayang, paling juga kamu udah ngaceng sekarang, sana gih keluarin. Nanti aku kirim foto aja deh yah sayang” Kemudian video itu selesai. Kemudian aku keluar dari galery dan kemudian aku kunci lagi keypad HP dia. Suara Riska walaupun agak berbisik tapi terdengar jelas karena dia menggunakan headset.
Aku menontonnya jadi sangat bernafsu, aku mulai mengelus penisku dari luar celanaku, kemudian aku lepas celanaku dan mulai mengocoknya. Saat sedang asik-asiknya mengocok kudengar pintu kamar mandi dibuka.
“Ihh sayang kok mainin itunya sendiri sih? Pasti bayangin aku lagi mandi ya hiihi’ Dia pura-pura menutupi matanya.
Melihat itu aku menjadi sangat gemas kemudian aku langsung bangkit dan kutarik tubuh dia, kubalik tubuh dia dan kudorong badannya ke arah meja rias, Aku langsung memelorotkan celana dalamnya dan kuangkat bagian bawah kimononya hingga sampai ke pinggul dia, aku lihat vagina dia yang montok menggembung itu aku sangat bernafsu dan mulai memasukkan penisku ke vaginanya.
“uhhh sayang sakit, masih kering soalnya awwww” Riska sedikit protes, tetapi aku gak peduli dan aku pompa vagina dia sampai aku ejakulasi. Kemudian aku berjalan ke ranjang dan berbaring.
“duh jadi keringetan lagi deh gara-gara kamu sih sayang. Kok tadi nafsu banget sih?” ucap riska setelah menghempaskan tubuhnya untuk berbaring disampingku
“Ya tadi aku bayangin tubuh kamu yang lagi mandi sih” ucapku sambil tersenyum kepadanya
“ Wuu tapi kan aku jadi keringetan lagi, kamu sih enak belum mandi, lah aku kan udah mandi. Yaudah sana gih mandi, bauu tau, huweeek” Riska mendorong badanku sambil menutup hidungnya dan pura-pura ingin muntah.
Mendengar itu akupun mulai beranjak dan kemudian berjalan ke arah kamar mandi.
“Sayang” Panggil Riska manja
“Ya?” jawabku lirih sambil menengok ke arahnya.
“ikuut” aku melihat dia turun dari ranjang dan setengah melompat kemudian memelukku dari belakang. 
Akupun berjalan kekamar mandi sambil membawa beban yang cukup berat. Ya, riska memelukku dari belakang kemudian menaikkan kakinya ke pinggulku, jadi sekarang posisi dia sedang kugendong. Dapat kurasakan ketatnya payudaranya menempel di punggungku dan vaginanya terasa hangat di pinggulku. Kemudian aku mulai memutar gagang pintu dan mendorongnya.
Cklek.

Sekitar jam10 malam Riska datang ke kosku, wajahnya terlihat sangat lesu.
“Balanja apa sih kok sampe malem gini?” Tanyaku ke Riska.
“Ya belanja macem-macem”Jawab Riska singkat.
“Sayang, horni ni” Ucapku sambil memeluk Riska dan menciumi telinganya.
“Duh, jangan sekarang deh aku lagi capek” Riska berusaha melepaskan pelukanku.
Aku tidak melepaskan pelukanku, malah mempererat pelukanku, bahkan kini aku mengunci badan Riska hingga Riska kesakitan. Tapi aku gak peduli dan mulai meremas-remas payudaranya. Aku remas dengan kasar.
“Hei sayang lepasin. Bajingan!” Riska membentakku. Aku terhenyak, Riska menyebutku bajingan? Batinku
Aku gak peduli bahkan sekarang aku sudah membuka bajunya dan sekarang sedang kunikmati payudaranya. Tangankupun sekarang sedang berusaha membuka celananya dan aku berhasil membuka celana dia dan juga celana dalamnya. Aku sudah bernafsu sekali melihat apa yang Riska lakukan seharian ini sehingga tanpa perlu disentuh Riskapun penisku sudah tegang maksimal. Aku elus dan aku celupkan jariku ke vagina Riska, Riska masih saja meronta-ronta.
Aku yang sudah sangat bernafsu tidak memperdulikan rontaan Riska dan kudorong saja tubuh dia ke ranjang, aku buka kedua kakinya. Ya ampun, aku melihat memek dia memerah, mungkin karena terlalu sering dihantam penis seharian ini pikirku. Akupun langsung memasukan penisku ke vaginanya dan dengan mudahnya penisku menerobos vagina dia. Entah karena memang vagina dia juga sudah ‘basah’ atau melongar karena di terobos penis lain sebelumnya. Entah lah aku tidak peduli.
Bosan dengan posisi missionaris, akupun membalik tubuh Riska dengan kasar, sehingga Riska sekarang sudah menungging dan langsung saja aku tancapkan penisku ke vaginanya. Aku genjot dengan cepat, saat aku melihat pantatnya terlihat lubang anusnya yang mungil dan membuatku tergoda. Kubasahi jari telunjukku kemudian aku masukkan ke anus Riska, terdengar lenguhan Riska “heenggg’. Puas memainkan jariku di lubang anus dia akupun mencabut jariku dari anusnya dan penisku dari vaginanya, kemudian aku coba terobos lubang anus dia. Tapi tangan Riska menghalanginya dan mendorong tubuhku.
“jangan disitu, aku gamau njing!” Riska kembali membentakku.
Aku tidak peduli dan terus saja aku berusaha membenamkan penisku ke anusnya, dan akhirnya aku berhasil dan aku langsung genjot saja lubang tersebut sampai aku berejakulasi didalamnya. Kemudian PLAKK!
“Kamu kok jadi kasar ginin sih! Kamu berubah!” Riska membentak dan menamparku
“Maaf, aku tadi cuma lagi horni aja” Ucapku dengan kepala menunduk.
“Aku gak suka ya, kalo aku bilang enggak mau ya enggak! Kamu udah berubah!” Mata Riska melotot ke arahku. Dia terlihat marah sekali.
“Iya aku udah berubah, kamu berubah, semua sudah berubah, dan aku rasa aku udah gak bisa mengikuti arus perubahan itu” Ucapku tenang, tapi mataku menyorot tajam mata Riska, memainkan psikologi dia.
“Maksudmu?” tatapan Riska yang tadinya garang, sekarang berubah menjadi tatapan yang penuh tanya.

“Ya, aku rasa kita udah gak bisa sama-sama lagi. Terlalu banyak perubahan yang gak bisa aku ngertiin. Aku juga udah mau fokus sama skripsiku” aku tetap berusaha tenang.Kulihat air mata Riska mulai menggenang di kedua matanya.
“Aku lagi gak mau becanda ya sayang” dia sepertinya sangat berharap ini semua hanya gurauan.Dia terlihat lemas.
“Maaf Ris, aku mau fokus sama skripsiku” Ucapku lagi, sekarang kulihat air mata Riska mulai mengalir.
“Kenapa? Kenapa harus putus? Kita bisa break dulu, nanti setelah kamu wisuda kita bisa lanjut lagi” Riska sangat berharap.
“Maaf Ris, aku gak bisa janjiin itu. Masalahnya terlalu kompleks” ucapkusambil menyalakan rokok dan menghisapnya dalam-dalam.
“Aku gak mau sayang, please cabut lagi kata-katamu itu. Aku mau nglakuin apa aja sayang, please” Riska tiba-tiba memelukku dan menangis didalam pelukanku. Akupun memeluk dia dengan erat. Kemudian mencium rambut dia.
“Selama ini juga kamu udah ngelakuin segalanya buat aku, makasih ya Ris’ Ucapku sambil tetap mencium rambut dia.
“Enggak, kamu pasti becanda kan sayang? Aku gamau putus. Aku pengen tetep sama kamu selamanya” Riska mempererat pelukannya.
“Semua akan baik-baik aja Ris” Ucapku sambil tetap memeluknya.

“Gak mau! Riska baik-baik aja kalo sama kamu!” Jawabnya.
“Ih lihat deh rambutmu berasap. Fyuh fyuh” Ucapkua sambil meniup-niup rambutnya. Karena saat itu ada asap rokokku di rambutnya. Aku juga sedang berusaha mengalihkan pembicaraan.
“Iiih sayang jahat banget deh! Udah bikin aku nangis bukannya diademin malah disembur asep rokok huuuh” Ucapnya sambil mengacak-ngacak rambutku. Sepertinya dia udah bisa teralihkan perhatiannya. Huft.
“Eh coba mana aku lihat belanjaannya, ada makanan kan? Aku laper ni’Ucapku sambil melepas pelukan Riska kemudian tersenyum lebar ke arahnya. Riskapun tersenyum padaku kemudian dia mengambil beberapa mie instan kemudian memasaknya.
Kami makan mie sambil bercanda, sambil bercerita apapun yang bisa diceritakan. Riska yang awalnya murung akhirnya terpancing juga tawanya dan kami sangat menikmati malam itu. Riska kemudian pamit.
Beberapa saat kemudian aku mendapat sms dari Riska ‘Aku sayang kamu, aku gak mau kamu ninggalin aku’. Aku hanya tersenyum membacanya. Besoknya Jam 8 pagi aku memutuskan untuk pulang kekampungku saja. 

jospoker.com
************************************************** ******************************* 
Satu minggu sudah aku di kampungku, selama satu minggu ini juga aku gak berhubungan sama sekali dengan Riska karena Hpku aku matikan. Seminggu ini aku habiskan waktu bersama keluarga dan temen-temenku. Sempat ketemu juga dengan beberapa mantanku dan akhirnya nonton juga dengan beberapa mantanku itu dalam waktu yang berbeda. Sempat juga mereka mengalihkan pikiranku dari Riska tapi saat bangun tidur aku teringat kembali dengan Riska.
“Itu ada telepon tu dari mamanya Riska katanya pengen ngobrol sama kamu” Mamahku memberitahuku.
“Ah bilang aja lagi keluar atau masih tidur” jawabku enggan.
“Eh gak boleh gitu, gimanapun dia udah baik sama kamu, sama keluarga kita juga kenal dekat” Mamaku memaksaku untuk menerima telepon dari mamanya Riska.
Akhirnya akupun menerima telepon dari mamanya Riska, di telepon dia menceritakan keadaan Riska yang sekarang kelihatan murung dan sering menyendiri dikamar. Dia menananyakan kenapa Hpku gak bisa dihubungi, aku bilang saja lagi kehabisan baterai.
Malam harinya saat makan malam aku disidang oleh kedua orang tuaku. Mereka menanyakan kenapa sampai aku memutuskan hubungan dengan Riska, mereka sangat kecewa karena mereka sudah menyayangi Riska karena Riska anaknya baik dan sopan, bahkan kalau mamaku pergi menjengukku juga tidak lupa dia pasti pergi berbelanja bareng dengan Riska.
Setelah mendengar penjelasanku (tentu tidak menceritakan pengkhianatan Riska) mamaku menerima saja alasanku yang ingin fokus untuk mengerjakan skripsi, tapi disitu papaku tidak terima dan dengan alasan sebagai lelaki harus jantan harus berani menjelaskan semuanya kepada Riska apa yang aku jelaskan dihadapan kedua orantuaku. Akhirnya mereka memutuskan hari minggu ini aku dan Riska harus ketemu dan sepertinya mereka berharap aku gak berpisah sama Riska. Huh, konspirasi keluarga pikirku! Ini kan masih hari senin, tapi yaudahlah hari Rabu nanti aku bakal balik ke kosku.
************************************************** ****************************
Akhirnya sekarang sudah hari minggu, hari yang aku tunggu-tunggu dan hari yang akan menjadi hari yang menegangkan. Aku dan Riska janjian ketemu di tempat yang pertama kali aku menyatakan cinta ke Riska. Di sebuah cafe yang terletak dipinggiran kota. Kami janji ketemu jam 7 malam.
Uh,udah jam 6 aja, pikirku. Akupun langsung mandi dan bersiap-siap ke cafe. Di perjalanan hatiku berdebar-debar gak menentu, bingung apa yang harus kulakuin nantinya, karena gimanapun aku masih sangat menyayangi Riska. 
Aku akhirnya sampai juga di cafe, aku menanyakan meja reservasi atas nama Riska. Seorang pelayanpun mengantarkanku ke meja tersebut. Aku sempat tertegun, meja yang sama yang 2 tahun lalu aku dan Riska tempati saat aku berencana menembaknya. Tapi bedanya sekarang Riskalah yang memilih meja ini untuk kami berdua. Setelah kami jadian kami gak pernah lagi duduk di meja itu karena Riska bilang meja itu khusus buat orang yang akan menyatakan cintanya.
Aku jadi semakin terkejut saat disitu duduk seorang gadis cantik, dengan senyuman yang sangat manis ke arahku. Bukan, aku bukan terkejut saat melihat senyuman manis Riska, tapi aku lihat Riska memakai kembali baju yang dia pakai saat aku menembaknya dulu, sebuah baju yang sangat anggun sekali dipakainya itu.
poker online terpercaya
“hai Ris, udah lama nunggu?” tanyaku sambil tersenyum, kemudian aku duduk dikursi depan dia.
“Hai Yoh, barusan aja kok dateng. Apa kabar sekarang? 2 minggu gak ada kabar” Tanya Riska sambil tersenyum, senyum yang sangat manis tapi tidak dapat menyembunyikan kesedihannya, karena matanya terlihat sembab.
Yohanes Satria Kirana, itulah namaku. Terasa sesak juga mendengar Riska memanggil namaku, ya setelah lama dia memanggilku sayang sekarang sudah tidak lagi. Padahal saat di sms dia masih memanggilku sayang. Aku memang sengaja tidak mengaktifkan paket BBMku karena untuk menghindari berondongan pertanyaan dari orang-orang yang menanyakan alasanku memutuskan Riska.
“Baik juga kok, kamu sendiri baik kan?” tanyaku basa basi.Jelas terlihat goresan luka hati diwajahnya dan terlihat tangan dia juga terlihat bekas sayatan.
“Aku baik juga kok, gimana kabar cewek barumu?” Tanya Riska.
“Hah? Cewek baru? Belum nemu Ris”aku menjawab
“yee masa sih? Bukannya kamu mutusin aku soalnya udah jalan sama cewek lain ya?” Riska seakan gak percaya.
“Sumpah belum punya Ris, gak ada itu yang namanya cewek baru, apalagi jalan sama cewek lain waktu pacaran sama kamu dulu. Orang ngurusin satu aja udah susahnya minta ampun kok” Jawabku sambil tertawa garing, tapi kulihat Riska gak ikut tertawa.
“Terus kalo gitu, kenapa kamu putusin Riska? Gak mungkin kalo cuma karena kamu mau fokus skripsi, Riska gak bakal ganggu skripsi kamu yoh, kamu sibuk KKN juga Riska gak ganggu kok, Riska gak nuntut kan? Yaudah, aku mau denger penjelasan kamu, sekarang” Riska memaksaku.
“huuuuuuufth. Mungkin Riska kenal Andi sama Rudi” jawabku sambil menarik nafas dalam-dalam.
“Hah?” Riska nampak sangat kaget.
“Aku tau semuanya Ris, dari waktu pertama kalian clubing, aku tau Ris, aku lihat dengan mataku sendiri” Aku menjawab dengan perasaan tidak karuan.
“Jadi kamu lihat semuanya, tapi kamu gak coba hentiin Riska? Kamu jahat yoh!” Riska mulai menangis.
“iya aku memang jahat, aku gak pantes buat cewek sebaik kamu” aku memgang tangannya
“Enggak yoh, bukan kamu yang gak pantes buat Riska, tapi Riska yang gak pantes buat kamu. Riska udah sangat kotor, pantes kamu udah gak mau sama Riska lagi, kamu pasti udah jijik kan? Huhuhuhu” riska berkata sambil menangis.
“Tapi yoh, Riska udah berhenti hubungan sama mereka yoh. Karena Riska pengin masa depan Riska sama kamu, kamu udah iket Riska dengan cincin ini, kamu lupa yoh?” Riska menunjukkan cincinnya.
“Maafin Riska yoh, Riska pikir Riska yang disakitin sama kamu, tapi sekarang Riska sadar Riska udah nyakitin kamu. Maaf banget yoh. Riska bingung, Riska pengen mati yoh!” Riska terisak sambil menundukkan wajahnya.
“Riska, kalo kamu beneran sayang sama aku, kamu harus janji gak boleh ngelakuin hal yang konyol. Kamu masih punya masa depan Ris” aku mengangkat dagu Riska, kemudian aku tersenyum.
“Riska pengin masa depan Riska sama kamu yoh” Riska berkata lirih, wajahnya sudah basah dengan air mata.
“Enggak Ris, ada orang yang lebih baik yang udah disiapin Tuhan buat nemenin kamu” Aku menggeleng sambil tersenyum.
“Riska udah gak bisa perbaikin ini semua ya? Yohan gamau ngasih Riska kesempatan memperbaiki diri? Riska sayang banget sama Yohan” Riska terlihat sangat berharap.
“Aku bisa kasih Riska kesempatan memperbaikin diri, tapi itu untuk seseorang yang Tuhan siapin buat masa depan Riska. Kalo emang aku orang yang disiapin Tuhan itu, aku pasti seneng banget, tapi buat sekarang aku rasa itu bukan aku” jawabku
“Riska sayang banget sama Yohan” Riska masih terus menangis.
“Makasih Ris” Jawabku pendek. Kurasakan Riska menggenggam tanganku erat.
“Aku boleh ngasih saran gak Ris?” tanyaku
“Saran apa, iya Riska bolehin kok?” jawab Riska
“Aku pengin Riska harus bisa kembali ceria ya, Riska jangan murung terus nanti jadi jelek. Kalo jelek nanti orang yang disiapin Tuhan gak mau sama Riska gimana? Heheheh?” aku terkekeh, Riskapun terlihat mulai tersenyum sekarang.
“Nanti kalo Riska udah ketemu orang itu, Riska jangan suka maksa-maksa dia buat nganterin belanja, jangan suka minta gendong sama dia soalnya badan Riska berat tau. Riska sering-sering pijitin dia ya kalo misalnya dia lagi capek, Riska juga harus sering masakin dia, soalnya masakan Riska tu enak banget tau. Dan, riska jangan ngerokok di depan dia, karena cowok baik-baik gak suka cewek yang ngerokok. Oh iya, Riska jangan pura-pura gak bisa nyetir mobil, kasian nanti dia kecapean nyetir eh Riskanya malah enak-enakan tidur. Aku berkata dengan semangat dan tersenyum, tapi tak terasa air mataku juga mengalir gak terbendung.
“Yohan baik, maafin Riska yoh” Riska meremas tanganku erat, ingin sekali aku peluk dia, tapi apa daya, aku udah gak punya hak sekarang.
Saat aku melihat matanya, aku jadi teringat lirik lagu GnR November Rain yang liriknya ‘When i look into your eye, i can see a love restrained. Darling when i hold you, dont you know i feel the same?’.
“Yaudah aku balik ya, eh ini ada sesuatu” aku mengeluarkan sesuatu dari tasku.
“ini aku kemarin nemuin Andi n Rudi, Rani juga. Ini disini ada Rekaman video yang mungkin bisa jadi bahan pemerasan buat kamu. Aku pastiin mereka udah gak punya lagi video ini. Kalo mereka ngancemin kamu, kamu hubungin aja nomer ini, temenku ini bakal bantu beresinnya” Aku mengeluarkan 2 buah HP dan sebuah kaset handycam, kemudian aku menuliskan sebuah nomer dan menyerahkannya ke Riska. Riska hanya terdiam saat itu.
“Yaudah aku balik dulu ya, kamu bawa kendaraan gak?” tanyaku
“Gak apa aku nanti naik taksi aja”Jawab Riska sambil mencoba tersenyum.
“Yaudah ayo balik bareng aja, itung-itung tanda terima kasih soalnya udah kamu traktir” Aku sedikit memaksa. Akhirnya diapun menurut.
Selama perjalanan kami terhanyut dalam pemikiran kami masing-masing, dalam perjalanan itu Riska memutar lagu ‘Tak akan ada cinta yang lain’ dari dewa, dia putar kencang-kencang karena mobilku ini memang audio mobilku lumayan bagus. Aku melirik ke arah dia, pandangan Riska lurus kedepan tapi kulihat dia masih meneteskan air matanya.
“Jadi udah cukup ya? Dua tahun kebersamaan kita berakhir malam ini?” Tanya Riska saat mobilku sudah berhenti di depan kosnya. Aku gak jawab.
“Maaf yoh, tapi Riska belum terima!” Riska berteriak kemudian mebuka pintu mobilku. Tapi dengan sigap aku raih tangan kanan dia dan kutarik ke pelukanku. Aku mencium keningnya.
“Riska harus janji gak bakal ngelakuin hal yang konyol, kalo Riska memang sayang sama aku, Riska harus tepatin janji riska dan ikutin saran aku yah” Ucapku sambil memeluk tubuhnya. Kulihat Riska mengangguk.
Kemudian aku angkat dagu Riska, aku cium bibirnya. Ini benar-benar ciuman yang sangat mesra, gak ada nafsu yang aku rasakan. Aku menciumnya dengan sepenuh hati, aku merasakan kasih sayang kami berdua sekarang disalurka melalui bibir kami masing-masing. Kata yang gak pernah bisa terucap akhirnya dapat dimengerti oleh bibir kami masing-masing.
“Riska pengen perbaikin semuanya demi kamu Yoh, tapi Riska rasa udah gak punya waktu” Ucap Riska sendu.
“Enggak perlu Ris, biar aku aja yang memperbaikinya. Kalo Riska mau perbaiki diri, Riska punya banyak waktu kok buat persiapin diri buat orang yang disiapin Tuhan. Jangan lakuin kesalahan yang sama lagi ya Ris, aku percaya kamu kok. Ucapku sambil kembali mencium keningnya.
“Iya yoh Riska janji, yaudah Yoh, Terima kasih buat semuanya ya, sayang” Riska tersenyum kemudian membuka pintu mobilku. Akupun membalas senyumnya.
“Gak mau mampir ke dalem yoh?” tawar Riska saat hendak turun dari mobil.
“Gak usah, nanti jadi khilaf lagi hahaha” jawabku sambil tertawa.
Kulihat Riska juga ikut tertawa, lega sekali akhirnya bisa lihat lagi tawa dia yang sangat lepas. Setelah itu Riska pamit masuk ke kamarnya, akupun mulai melajukan mobilku. Aku melirik ke spion, kulihat Riska gak langsung masuk melainkan dia berdiri di depan pagar dan memperhatikan mobilku yang mulai menjauh.
************************************************** ***************** 
Ah, Riska Artetsya Nugroho. Gadis cantik yang berkulit putih mulus, hidung mancung dan rambut agak sedikit berombak. Bibirnya yang tebal dan diolesi lipstick berwarna merah tebal. Dengan wajah riang sedang bercanda dengan teman-temanya di sebuah restoran siap saji. Aku terus memperhatikan dia dan ternyata diapun melirik kearahku, aku yang malupun kemudian menolehkan pandanganku ke arah lain. Kulihat gadis itu sedang berjalan ke arah wastafel, aku yang sudah kepalang tanggung ketahuan meliriknya pun nekat mengikutinya ke wastafel. Disitulah awal mula perkenalanku dengan riska, ternyata Riska saat itu masih mahasiswa baru di salah satu universitas bonafite di kota ini.
Karena masih baru dikota ini maka ada kesempatanku buat kenalan sama dia, beberapa hari dari perkenalanku itu aku dapat BBM dari Riska yang menanyakan alamat toko buku. Akupun menawarkan dia untuk mengantarnya dan setelah berbelanja buku kamipun makan bareng. Itulah awal perkenalanku dengan Riska. 
2 minggu setelah pertemuan pertamaku itu aku beranikan diri menyatakan cintaku ke dia, di sebuah cafe yang sangat romantis untuk menyatakan cinta. Disitu dia sempat menolakku tapi begitu dia lihat aku sudah seperti putus asa akhirnya dia merubah keputusannya. Kami jadian saat itu.
3 bulan setelah jadian, aku ajak Riska ke kosku untuk sekedar main-main dan bersantai ria di kosku. Dia sangat terkejut karena dia melihat kamarku yang sangat berantakan, dia bilang kamarnya gak serapi penampilan orangnya, akhirnya dia membersihkan kamarku dan membereskannya. Setelah itu Riska menyalakan laptopku diatas ranjang dan mulai memainkan game the sims. Game yang memang menurutku game asyik buat cewek, akupun lupa entah mengapa aku sampai menginstall game tersebut dilaptopku.
Riska saat itu mengenakan kaos santai untuk menutupi bagian atas tubuhnya dan mengenakan celana bahan untuk bawahannya. Melihat Riska sedang asyik memainkan game itu, akupun naik ke ranjang dan kemudian memeluknya dari belakang. Aku mengecup tengkuknya dan menciumi lehernya. Kemudian kulihat game itu di pause oleh Riska dan dia menolehkan kepalanya sehingga bibir kamipun bertemu. Aku kecup kecup tipis bibir dia dan kulihat mulutnya agak terbuka, seperti mamancing lidahku untuk menerobosnya, akupun langsung menyeruakan lidahku kedalam mulut Riska dan kemudian lidahku menari-nari didalam mulutnya, aku merasakan lidahku pun seperti ada yang melawan tarian lidahku, oh Riska memainkan lidahnya juga untuk melawan tarian lidahku.
Kami melakukan frenchkiss yang cukup lama hingga saat mulut kami saling lepas, dapat terlihat benang ludah kami yang membentang antara bibirkua dan bibir Riska. Aku lihat Riska tersenyum sayu kemudian aku mulai mengecup hidung mancungnya, kemudian aku kecup kedua matanya dan keningnya, aku turun dan mulai mengecup pipinya dan kemudian aku mulai menyerang lehernya dan kulanjutkan membuka bajunya. Kami memang sempat beberapa kali melakukan petting sebelumnya. Aku mulai menjilati payudara Riska dan gerakanku semakin lama semakin mendekati puting susunya,tapi aku tidak langsung menyerang putingnya melainkan memutar-mutarkan lidahku disekitar aerolanya, Riska terlihat semakin kelonjotan aku perlakukan begitu. Hingga akhirnya lidahku menyentuh putingnya hingga terdengar suara desisan dari mulut Riska ‘eesssst ahhh” hanya itu yang kudengar dari mulutnya, aku kemudian mulai menghisap puting itu sambil menggigit-gigit kecil puting tersebut, dan lagi lagi terdengar suara desisan dari mulut Riska. Tanganku juga tak kubiarkan menganggur karena sekarang tanganku sudah berusaha melepaskan celana Riska dan setelah itu terlepas akupun melepas celanaku.
Riska sekarang sudah telanjang bulat dan celanakupun sudah terlepas, tapi aku tidak membuka bajuku. Aku memegang tangan Riska kemudian aku mengarahkannya ke penisku yang sudah menegak, kemudian tangan Riska mulai mengelus penisku dan lama-lama elusan itu menjadi kocokan yang membuatku merasa agak linu. Saat itu Riska belum mau mengoral penisku karena dia masih merasa jijik. Tangankupun tidak tinggal diam dan tanganku mulai mengelus permukaan vagina Riska dan memainkan klitoris dia. Lagi lagi terdengar suara desisan dari mulut Riska.
“Sayang, aku gak tahan ni. Aku gesek-gesekin disini ya” Ucapku sambil menempelkan penisku di permukaan vagina Riska, kulihat Riska hanya terdiam.
Akupun mulai menggesek-gesekan penisku di permukaan vagina Riska, mulai dari gerakan naik turun, kiri-kanan dan juga memutar-mutarkan penisku di permukaan vagina Riska, aku mendengar Riska mendesah “oouhhh eeghhhh uhhh” tidak karuan. Karena gak tahan akupun menempatkan penisku di lubang vagina dia. Kemudian aku memandang Riska dengan pandangan yang seolah meminta. Kulihat Riska dengan pandangan sayu dia tersenyum kemudian mengangguk, kemudian dia memejamkan matanya.
“uuhhh eessttt, pelanh sayangh, sakit banget uhh” Riska memintaku pelan karena dia merasa kesakitan. Aku melihat dia meremas kuat spreiku yang tadi baru saja dibereskannya. 
“uuhh enak banget, aku mulai goyang ya sayang’ kataku, dan Riskapun kembali mengangguk sambil tetap terpejam dan menggigit bibir bawahnya.
Akupun mulai menggoyangkan badanku, kami melakukannya di posisi itu hingga aku berejakulasi diperutnya.
“Makasih ya sayang udah ijinin aku jadi yang pertama” Aku mengecup kening dia, dia terlihat seperti menangis karena disela matanya yang terpejam aku melihat butiran air mata.
“Iya sayang, aku percaya kamu kok. Janji ya gak bakal ninggalin Riska” Riska berkata sambil membuka matanya, kemudian kami saling berpelukan.
“Ihhh sayang nakal, gara-gara kamu kasurnya jadi berantakan lagi deh, kan Riska capek beresinnya’ Ucap Riska sambil mencubit perutku.
“Aw, kan kamu yang berantakin tadi, kok aku yang disalahin sih?” ucapku protes karena perutku dicubit. Tapi kemudian kami saling tertawa dan kembali berpelukan.

Itulah saat dimana pertama kali aku bersetubuh dengan Riska, gadis yang sangat cantik dengan kulit putih mulus, kaki jenjang dan payudara yang sangat montok, belum lagi bibirnya yang tebal seksi menggoda dan hidungnya yang mancung. Saat itu aku merasa sangat beruntung sekali mendapatkan cintanya Tapi sekaramg aku harus rela melepaskannya, semoga ada orang baik yang seberuntung aku bisa mendapatkan cinta dari Riska. Aku berharap orang itu harus jauh lebih baik daripada aku.
Semua tentang kenangan aku dan dia, semua sifat manjanya, semua tentang kebawelannya, semua tentang kebaikannya. Semua semua semua, Riska tetap yang yang terbaik yang pernah aku miliki, the best that i ever had. Terlepas dari semua kesalahannya, aku tau Riska bukan manusia sempurna dan aku hanya bisa berharap dia menemukan sosok penggantiku yang jauh lebih baik dari aku. Ah, rasanya dada ini jadi sesak kalo teringat tentang Riska. Semoga kamu sekarang sudah menemukan orang yang disiapin Tuhan untukmu ya, Sayang
readmore »»